Kamis 22 Nov 2018 22:11 WIB

Upaya NTB Kendalikan Harga dengan Strategi 4K

Pascagempa, perkembangan harga di NTB terpantau masih relatif stabil

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansyah
Pembangunan rumah pascagempa di Lombok, NTB (ilustrasi)
Foto: Republika TV/Fian Firatmaja
Pembangunan rumah pascagempa di Lombok, NTB (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Achris Sarwani menyampaikan perkembangan pengendalian inflasi.

"Sampai akhir tahun, inflasi Provinsi NTB masih sesuai target inflasi nasional sebesar 3,5 persen," ujar Achris di Mataram, NTB, Kamis (22/11).

Achris menyebutkan, pascagempa yang melanda NTB pada beberapa bulan lalu, perkembangan harga di NTB terpantau masih relatif stabil. Dia menjelaskan, inflasi sebesar 0,4 persen pada Oktober lalu disebabkan peningkatan komoditas bahan makanan.

Ia menambahkan, berdasarkan survei pemantauan harga hingga pekan ketiga November, tarif angkutan udara, harga besi, daging ayam ras, telur ayam ras, tomat sayur, minyak goreng curah menunjukkan kecenderungan kenaikan harga karena naiknya permintaan.

Achris menilai, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTB dan TPID kabupaten/kota telah melakukan antisipasi dengan melakukan koordinasi, terutama mengantisipasi tekanan harga bahan makanan.

"Pengendalian harga di Provinsi NTB tetap mengacu pada strategi 4 K yaitu ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi kebijakan," lanjutnya.

Achris melanjutkan, TPID Provinsi NTB bersama TPID kabupaten/kota juga akan membuat roadmap pengendalian inflasi 2019-2021 pada akhir tahun ini. Roadmap tersebut akan menjadi acuan program kerja masing-masing anggota TPID.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement