Kamis 22 Nov 2018 17:41 WIB

Program 'Ngabaso' Ajak Pelajar Jabar Jalan Kaki ke Sekolah

Orang tua diminta tak mengantar anak hingga depan sekolah

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meluncurkan program 'Ngabaso' (Ngabring ka Sakola) di hotel Mason Pine Padalarang pada Kamis (22/11). Acara tersebut dihadiri siswa, guru dan relawan forum anak.

Ia mengatakan mulai Jumat (23/11), pelajar di Jabar mulai dari SD hingga SMA sangat dianjurkan untuk berjalan kaki. Minimal 50 sampai 100 meter sebelum tiba di gerbang sekolah.

"Kita mewajibkan orang tua untuk mengantar anaknya sekolah tapi tidak sampai pintu gerbang melainkan ada jarak radius 50 sampai 100 meter," ujar Gubernur yang akrab disapa Emil.

Selain untuk membiasakan anak berjalan kaki agar lebih sehat, menurut Emil, dengan 'Ngabaso' akan meningkatkan interaksi sosial antar teman sekolah, menjaga toleransi dan kekompakan.

"Mudah-mudahan dengan program ini akan melahirkan anak-anak yang lebih peduli kepada sesama dan punya empat nilai utama," katanya.

Emil menjelaskan, empat nilai utama yang dimaksud  adalah memiliki kekuatan fisik, kecerdasan akal, akhlak dan nilai spiritualnya. Empat nilai tersebut akan mampu diterjemahkan dalam program pendidikan karakter salah satunya 'Ngabaso'.

"Anak-anak Jabar sedang kita kondisikan untuk memiliki 4 nilai utama yaitu kekuatan fisik, kecerdasan akal, akhlak dan nilai spiritualnya," kata Emil.

Emil mengatakan, dalam penerapan program ini apabila ada anak yang terbiasa tidak diantar orang tuanya atau sering menggunakan transportasi umum, maka disarankan agar berhenti 100 meter sebelum tiba di sekolah. Setelah itu maka anak harus berjalan kaki 'ngabring' bersama teman-temannya.

"Kalau anak tidak diantar orang tua berarti si anak itu kan naik kendaraan umum nah saya minta berhentilah tidak di depan sekolahnya agar dia bisa berjalan dulu ngabring (bersama-sama) dengan temannya," katanya.

Agar program ini berjalan lancar dan diikuti semua sekolah, Emil meminta kesediaan para anak memfoto saat aktivitas berjalan ngabring ke sekolah yang kemudian mengunggahnya ke media sosial.

"Hari ini kan zaman digital jadi waktu anak berjalan ke sekolah sambil ngabring-nya difoto atau divideo, ada keseruan di situ sehingga akhirnya lahir budaya baru di Jabar bahwa anak tidak manja dan mau berjalan kaki ke sekolah," katanya.

Emil pun meminta komitmen dari para guru dan kepala sekolah untuk mensukseskan dan mengawal salah satu program unggulan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement