REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan, mendatangkan pembeli potensial dari Kanada bagi para pengusaha Kopi Gayo di Takengon, Aceh Tengah. Hal itu dilakukan sebagai salah satu wujud komitmen pemerintah dalam mendorong ekspor non-migas.
Ditjen PEN mendatangkan pembeli dari Kanada sebagai implementasi kerja sama dengan Global Affairs Cadana dalam Trade and Private Sector Assistance (TPSA) Project. Pada pameran kopi internasional tersebut Kemendag melalui TPSA project memfasilitasi sejumlah lima perusahaan atau produsen kopi dari wilayah Gayo, Nangroe Aceh Darussalam.
Pada kunjungan tersebut, para pembeli melihat langsung lokasi kebun kopi untuk mengetahui kualitas kopi melalui budi daya yang benar serta proses produksi sesuai dengan standar kualitas. Pembeli dapat langsung melakukan cupping test untuk mencicipi cita rasa kopi Gayo.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda mengatakan, kunjungan langsung pembeli akan memberi informasi secara langsung kopi Gayo ditanam dan diproses akan memberikan keyakinan mengenai kualitas sehingga diharapkan akan terjadi transaksi dagang secara berkesinambungan”.
Lima perusahaan Kopi Gayo binaan TPSA Project yang dikunjungi oleh pembeli Kanada adalah Koperasi Arinagata, PT. Meukat Komuditi Gayo, PT. Orangutan Lestari, Koperasi Redelong Organik, dan Koperasi Kopi Wanita Gayo (Kokowagayo).
“Para produsen kopi Gayo ini sebelumnya telah mendapatkan pembinaan dari tenaga ahli dan telah diikut-sertakan pada pameran internasional di Amerika Serikat selama dua tahun berturut-turut, sehingga kualitas produk dan kapasitas perusahaan tidak perlu diragukan,” kata Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor, Marolop Nainggolan.
Marolop yang juga pelaksana kegiatan kunjungan ini menambahkan, dari kunjungan pembeli Kanada ini, perkiraan nilai kontrak yang telah terjalin senilai 2,6 juta dolar AS untuk waktu pengiriman mulai November 2018 hingga Juni 2019.
“Selain itu, di luar kegiatan kunjungan kali ini, masih dalam aktivitas TPSA project, sudah terjadi transaksi ekspor langsung ke Kanada dan USA senilai 4 juta dolar AS. Nilai transaksi ini ditargetkan akan meningkat dua kali lipat dengan melihat animo para pembeli yang datang kali ini,” ujar Marolop.
Kopi Gayo merupakan salah satu kopi jenis specilaty Arabika yang dimiliki oleh Indonesia dan tumbuh di dataran tinggi Gayo (Gayo Highland). Dikarenakan tumbuh di dataran tinggi, kopi gayo memiliki keunikan dalam segi rasa dan tekstur, seperti memiliki after taste buah-buahan, bunga, dan masih banyak lagi after taste yang dapat ditemukan pada Kop Gayo. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian cupping test dari sample Kopi Gayo milik perusahaan binaan TPSA Project yang memiliki nilai score rata-rata di atas 84.