Rabu 21 Nov 2018 22:19 WIB

Jokowi akan Hadiri Peringatan Maulid yang Digelar GP Ansor

GP Ansor akan menggelar puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pekalongan.

Ketua GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan menghadiri puncak Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Pahlawan, yang akan digelar oleh Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP Ansor) di Alun-alun Kajen, Kabupaten Pekalongan pada Kamis (22/11). Kegiatan akbar bertema 'Meneladani Kepemimpinan Rasulullah' ini akan dihadiri sekitar 100.000 anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang datang dari berbagai daerah di Jateng.

Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, melalui dua tema kegiatan yang digelar bersamaan ini, pihaknya berharap kader-kader Ansor dan Banser akan semakin memiliki kematangan dalam berpikir dan bertindak. Artinya, dalam berorganisasi dan berkehidupan di tengah masyarakat, mereka akan selalu berpegang teguh kepada nilai, serta prinsip-prinsip keislaman sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Di sisi lain, kader bisa memiliki keluasan wawasan dalam memperjuangkan nilai-nilai dasar tersebut.

"Kegiatan ini juga menjadi momentum tepat untuk selalu meneladani sisi kepahlawanan Nabi Muhammad dalam memperjuangkan Islam sebagai agama yang memberikan kedamaian," ujarnya, Rabu (21/11).

Pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu melanjutkan, mengikuti ajaran dan jejak Nabi Muhammad SAW tidak bisa dilepaskan dari sisi kepahlawanannya. Lahirnya Nabi Muhammad sebagai utusan Allah jelas membawa misi memperbaiki umat dalam rangka terciptanya keadilan (ta'adl) dan kesetaraan (tawazun).

Perjuangan mendobrak belenggu ketidakadilan saat itu jelas tidak mudah dan penuh ancaman. Namun dakwah Nabi yang mengutamakan aspek kemanusiaan dan toleransi telah terbukti membuat Islam yang dia ajarkan mudah diterima berbagai pihak.

"Dengan demikian Maulid Nabi tidak menjadi sekadar peringatan, namun bermakna sebuah tatanan kehidupan yang perlu diwujudkan melalui cara-cara baik serta menjunjung tinggi aspek kemanusiaan," katanya.

Menurut Gus Yaqut, melihat dinamika seperti terjadi di Timur Tengah belakangan ini, dunia membutuhkan sosok-sosok pahlawan yang bisa mewujudkan kedamaian global. Namun masalahnya sulit sekali menemukan sosok yang mampu menyelesaikan konflik-konflik tersebut.

Indonesia, menurutnya justru memiliki peluang menjadi pahlawan dunia karena Indonesia memiliki inspirasi-inspirasi dari pahlawan yang dulu berjuang memerdekaan negeri ini.

"Termasuk para kader Banser dan Ansor. Kita memiliki inspirasi-inspirasi kepahlawanan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Sebab itu, acara ini mengambil inspirasi keteladanan dan kepahlawanan Rasulullah," terangnya.

Gus Yaqut mengatakan, peringatan Maulid Nabi dan Hari Pahlawan kali ini juga tepat untuk mengingatkan kembali pentingnya bangsa Indonesia untuk menghormati antara satu dengan yang lainnya.

Gus Yaqut mengatakan, prinsip dasar ini penting karena dengan modal rasa hormat yang tinggi maka berbagai perbedaan yang terjadi di tengah masyarakat tidak lantas mudah memicu kekacauan. Justru segala kebinekaan itu menjadi moderasi dan mampu menyatukan anak bangsa. Dengan demikian cita-cita luhur para pendiri bangsa untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera bisa tercipta.

Pada tahun-tahun politik saat ini, Gus Yaqut mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terhasut. Pemilu adalah agenda demokrasi yang sangat terhormat untuk menciptakan sistem di masyarakat yang adil dan transparan. Untuk itu, semua pihak jangan sampai mencederai dengan tindakan-tindakan yang merugikan pihak lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement