Rabu 21 Nov 2018 18:54 WIB

Polisi: Pembunuhan Dalam Lemari Berawal dari Cekcok Uang Tip

Pelaku menitipkan uang ke korban setelah diberikan pelanggan tempat hiburan malam.

Ilustrasi pembunuhan.
Ilustrasi pembunuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Polres Metro Jakarta Selatan menyebutkan pembunuhan terhadap CIP (20) yang jasadnya ditemukan dalam lemari diduga bermotifkan uang. Uang tersebut berasal dari titipan pelanggan tempat hiburan malam.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Polisi Indra Jafar di Jakarta, Rabu, menyatakan, salah satu pelanggan karaoke menitipkan uang tip untuk pelaku NR melalui CIP. Hanya saja, pelaku tidak menerima uang sesuai nominal yang diberikan tamu tersebut.

"Kemudian, uang tersebut ketika diminta oleh salah satu pelaku tidak utuh lagi sehingga terjadi ketersinggungan cekcok pada saat itu terjadilah kejadian (pembunuhan) itu," ungkap Indra, Rabu (21/11).

Diungkapkan Kombes Indra, korban CIP (20) telah bekerja tiga tahun sebagai pemandu lagu pada Karaoke "The Palace" kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, sedangkan NR baru sepekan bekerja di tempat yang sama."Ya, mereka berteman bekerja di tempat yang sama dan mereka saling mengenal, tetapi untuk lebih jauh kita akan analisis dan juga hasil laboratorium pun juga belum ada," kata Indra.

Indra mengungkapkan, NR ditangkap bersama seorang pria berinisial YP yang diduga turut terlibat pembunuhan terhadap CIP.

Penyidik akan mendalami keterangan dari kedua pelaku tersebut, termasuk mencari pelanggan tempat hiburan malam yang menitipkan uang kepada korban.

Pengakuan kedua tersangka disebutkan, Indra membunuh CIP dengan cara memukul kepala korban bagian belakang menggunakan martil yang diduga menyebabkan kematian.

"Tapi, nanti ahli yang menyimpulkan, yang jelas hantaman pertama membuat korban meninggal," ucap Indra. Pada Selasa (20/11) siang anggota Polda Jambi membantu penangkapan YP dan NR saat berusaha melarikan diri usai membunuh CIP di wilayah Merangin Jambi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement