Rabu 21 Nov 2018 14:44 WIB

Kemelut Penerus Takhta Raja Saudi Usai Pembunuhan Khashoggi

Pangeran Ahmed diyakini akan dapat dukungan penuh dari anggota keluarga kerajaan.

Ilustrasi Muhammad bin Salman
Foto:
Raja dan Putra Mahkota Saudi bertemu dengan keluarga Khashoggi

Monarki Saudi

Kerajaan Arab Saudi yang dikuasai dinasti Al-Saud terdiri atas ratusan pangeran. Tidak seperti monarki lainnya, penerus raja dalam Kerajaan Arab Saudi tidak diberikan kepada putra tertua. Dalam sistem tradisi kesukuan Kerajaan Arab Saudi, raja dan anggota keluarga kerajaan yang dituakan akan memilih raja selanjutnya.

Kabarnya, Pangeran Ahmed diyakini tidak akan mengubah kebijakan reformasi sosial maupun ekonomi yang telah dilakukan MBS sebagai bagian dari rencana reformasi hingga 2030. Pangeran Ahmed juga diyakini akan mempertahankan kontrak pembelian militer dan kembali menyatukan anggota kerajaan.

Namun, salah satu pejabat senior AS mengatakan, Gedung Putih tidak terburu-buru menjaga jarak dengan MBS. Meski pemerintahan AS yang dipimpin Presiden Donald Trump tersebut terus ditekan parlemen untuk memberikan sanksi kepada Arab Saudi. Badan Intelijen Pusat (CIA) juga sudah mengeluarkan penilaian yang menyebut MBS sebagai orang yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober.

Pernyataan ini langsung disanggah Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Adel al-Jubeir. Ini menjadi tanggapan resmi pertama Saudi soal laporan CIA. "Kami di negara ini mengetahui bahwa tudingan tentang Putra Mahkota tidak berdasarkan pada kebenaran dan kami menolak dengan tegas (tudingan itu)," ujar al-Jubeir yang dikutip media Saudi, al- Sharq al-Awsat.

"Ada bocoran yang belum diumumkan secara resmi, dan saya telah mencatat bahwa laporan itu berdasarkan peninjauan, bukan dari barang bukti yang konklusif," ujarnya lagi. n reuters ed: yeyen rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement