Rabu 21 Nov 2018 10:40 WIB

Harga Kopra Anjlok, Petani di Halmahera Utara Boikot Jalan

Petani memboikot jalan trans Tobelo-Galela, tepatnya di Desa Mamuya.

[ilustrasi] Petani memeriksa kopra yang baru dikeluarkan dari dapur pengeringan.
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
[ilustrasi] Petani memeriksa kopra yang baru dikeluarkan dari dapur pengeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Para petani yang tergabung dalam Pergerakan Petani Kopra (PPK) Tarakani  di seluruh wilayah Galela, Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Provinsi Maluku Utara (Malut) memboikot jalan trans Tobelo-Galela. Pemboikotan itu sebagai protes atas anjloknya harga kopra di daerah itu.

"Sudah hampir satu tahun, kami menderita. Bahkan anak-anak kami yang kuliah di luar daerah pun terpaksa kembali karena kurangnya biaya pendidikan, makanya terpaksa melakukan aksi ini karena pemerintah hanya berpangku tangan melihat kesengsaraan rakyatnya," kata Koordintor Petani, Evan dihubungi saat menggelar aksinya di Halut, Rabu (21/11).

Akses satu-satunya penghubung antara Tobelo - Galela, tepatnya di Desa Mamuya, Kecamatan Galela di palang menggunakan ratusan batang kelapa, buah kelapa, serta batang pisang untuk menghadang para pengendara yang melintas. Tidak sedikit pula terlihat para ASN asal Galela yang tidak bisa berkantor atas dampak aksi yang dilakukan para pendemo yang menilai lemahnya peran pemerintah dalam mengatur serta mencari solusi atas anjloknya harga komoditi unggulan daerah seperti kopra yang mencekik sosial-ekonomi masyarakat, khususnya para petani kelapa.

Menurut  Evan, 10 bulan anjloknya harga kopra merupakan rentan waktu yang cukup lama untuk mencari solusi. Bukan menunggu hingga masyarakat melakukan aksi protes kepada pemerintah baru melakukan rapat serta pembentukan Tim kajian bahas mengenai solusi kenaikan harga kopra.

Aksi ini di kawal oleh puluhan personil Shabara yang melakukan siaga di lokasi pemboikotan yang dilaksanakan sejak pagi ini. Sedangkan, Sekda Halut, Fredy Tjandua ketika dikonfirmasi mengatakan, langkah pemerintah daerah saat ini tengah melakukan kajian serta mencari solusi jangka pendek, namun masih di lihat lagi, sub faktor penyebab anjloknya harga kopra yang saat ini sangat memprihatinkan.

"Pemda sendiri tidak akan diam saja menanggapi persoalan rakyatnya, yang jelas akan berupaya maksimal untuk mencari solusi jangka pendeknya dulu. Hingga solusi jangka panjang yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat khususnya para petani," katanya.

Harga kopra di Tobelo saat ini bervariasi dari Rp 2.200 - Rp 3.000 per kg, menyusul Rp 7.000 - Rp 9.000 per Kg.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement