REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian ketenagakerjaan terus mendorong peningkatan pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) dengan kebijakan Revitalisasi, Reorientasi, dan Rebranding. Pelatihan kerja dinilai penting untuk menyiapkan SDM Indonesia menghadapi era revolusi industri 4.0.
Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta & PKK) Kemnaker, Maruli Hasoloan mengemukakan, menurut data Organisasi Buruh Internasional (ILO), akibat revolusi industri 4.0, sebanyak 56 persen pekerjaan di Indonesia terancam akan diambil alih oleh robot.
"Untuk menghadapi potensi pengurangan tenaga kerja tersebut, kita harus meningkatkan keterampilan yang sesuai dengan tenaga kerja agar tidak terbantu oleh industri otomasi 4.0,” kata Maruli pada Senin (19/11).
Dia melanjutkan, untuk pekerja yang tidak dilengkapi dengan keterampilan, dapat bergabung dengan program skilling sehingga mereka akan belajar keterampilan khusus untuk sektor tertentu. Sementara itu, pekerja yang sudah memiliki keterampilan dan perlu peningkatan keterampilan dapat mengikuti program up skilling.
"Bagi yang ingin beralih keterampilan bisa juga mengambil program re-skilling," ucap dia.
Selain itu, lanjut Maruli, saat ini pemerintah juga akan menanggapi tantangan pekerjaan kaum muda dengan meluncurkan rencana aksi nasional. Di antaranya terdiri dari kemampuan mendapatkan pekerjaan, kewirausahaan, penciptaan lapangan kerja, dan kesempatan yang setara untuk memenuhi tujuan pekerjaan yang layak dan produktif bagi kaum muda.
"Diharapkan semua ini bisa menjadi upaya nyata pemerintah dalam mendorong keterampilan dan inovasi pekerja maupun anak muda," harap dia.