Senin 19 Nov 2018 13:02 WIB

Geliat Sisa Lenong Betawi di Tangerang Selatan

Saat ini hanya tersisa lima sanggar lenong profesional di Tangerang Selatan.

Pemain lenong berlakon pada acara Kota Cerdas dalam Kreasi Seni Budaya Betawi di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Ahad (8/5).(Republika/Rakhmawaty La'lang )
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pemain lenong berlakon pada acara Kota Cerdas dalam Kreasi Seni Budaya Betawi di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Ahad (8/5).(Republika/Rakhmawaty La'lang )

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Bayu Adji P

Ratusan warga berkumpul di depan panggung berukuran sekitar 5x10 meter di Lapangan Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Ahad (18/11). Mereka menyaksikkan satu per satu kelompok Lenong Betawi yang tampil di atas panggung. Pasalnya, hari itu merupakan hari terakhir dari penyelenggaraan Festival Lenong Betawi 2018 yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Kota Tangsel.

Ketua Umum Lembaga Lenong Betawi Kota Tangsel Abd Karim mengatakan, tujuan diselenggarakannya festival itu tak lain ingin membangkitkan potensi kebudayaan Betawi di Tangsel. Menurut dia, Tangsel merupakan salah satu basis penghasil pelaku lenong.

Ironisnya, saat ini hanya tersisa lima sanggar lenong profesional yang berada di Kota Tangsel. Artinya, pembinaan kebudayaan Betawi masih minim, khususnya dalam kesenian lenong.

"Sebetulnya bukan berkurang, tapi konsep pembinaannya yang agak tersendat. Mangkanya festival lenong ini untuk menggali potensi sanggar kecil," kata dia saat ditemui Republika, Ahad (18/11).

Ia mengakui, banyak orang beranggapan budaya Betawi semakin terpinggikan. Hal itu terlihat dari semakin menghilangnya kesenian lenong dari hiburan nasional.

Namun, menurut dia, kesenian lenong justru berkembang mengikuti zaman. Ia mencontohkan, stand up comedy, sebagai salah satu hasil transformasi dari kesenian lenong. Ia menambahkan, tak sedikit pula pelaku lenong yang menjadi komika stand up comedy.

"Itu nggak masalah. Kreasi. Artinya kesenian kita mengikuti perkembangan zaman," ujar dia.

Meski begitu, ia mengakui, penampilan lenong secara berkelompok semakin jarang. Saat ini, kelompok lenong hanya mengandalkan acara dari hajatan warga.

Karena itu, ia berharap, adanya Festival Lenong Betawi ini bisa menjadi sarana unjuk diri bagi kelompok kecil. Dengan begitu, Pemerintah Kota Tangsel juga dapat menyadari bahwa banyak potensi warganya di bidang Lenong Betawi.

"Semoga pelaku budaya semakin mendapat perhatian. Saat ini sudah ada tapi belum maksimal, terutama soal sertifikasi bagi sanggar," kata dia.

Nasir Mupid (60 tahun), salah seorang warga asli Kota Tangsel, mengapresiasi penyelenggaraan Festival Lenong Betawi yang sudah memasuki tahun keempatnya itu. Menurut dia, acara itu merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kebudayaan Betawi.

Menurut dia, semakin lama kebudayaan Betawi semakin berkembang. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya anak muda yang ikut serta dalam perlombaan lenong.

"Sebagai orang Betawi, saya melihat gak ada kemunduran. Yang dulu tua, sekarang muda aktif," kata dia.

Dengan semakin berkembangnya kebudayaan Betawi, ia berharap kesenian lenong bisa menjadi tuan rumah di kotanya senidiri. Selain itu, kata dia, kesejahteraan para pelaku kesenian Betawi dapat ditingkatkan.

"Selama ini kesejahteraan belum wajar. Kalau di luar negeri tu luar biasa, di sini sangat memprihatinkan," kata dia.

Sementara itu, Hendi (32 tahun) mengaku terhibur dengan festival yang digelar untuk memperingati hari jadi Kota Tangsel ke-10 itu. Menurut dia,  acara seperti ini harus terus diselenggarakan, sehingga masyarakat semakin mengenal kesenian Betawi. Dengan begitu, akan semakin banyak anak muda yang tertarik pada lenong.

"Iya ini harus sering diadakan. Hiburan kayak gini masih jarang," kata warga keturunan Betawi yang datang bersama anak dan istrinya itu.

Menurut dia, saat ini kesenian Betawi terpinggirkan di Kota Tangsel. Ia sendiri hanya melihat kesenian lenong ketika ada hajatan warga.

Apalagi, lanjut dia, para pemain yang tampil kebanyakan orang tua. "Semakin ke sini semakin jarang," ujarnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement