Sabtu 17 Nov 2018 20:32 WIB

Penyebab Keracunan Santri di Garut Belum Diketahui

Sebagian korban masih mendapatkan penanganan medis di Puskesmas

Santri
Foto: Republika/Yasin Habibi
Santri

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebanyak 43 Santri dari Pesantren Al Itihadiiyah, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, diduga menjadi korban keracunan makanan.  Kepala Perawatan Puskesmas Bayongbong, Abdul Rohman mengungkap, penyebab keracunan belum dapat dipastikan.

"Hasil pemeriksaan sementara,  korban sebelumnya mengonsumsi jenis makanan yang berbeda-beda, sehingga penyebab keracunan belum dapat dipastikan dari makanan seblak seperti dugaan sebelumnya," kata Abdul.

"Saya tanya langsung ke pasien, semua tidak hanya makan seblak, makanannya beda-beda, jadi kami belum tahu penyebab keracunannya," kata Abdul.

Sebelumnya, beberapa santri mengeluhkan sakit serupa yakni mual, pusing dan muntah-muntah, Jumat (16/11) malam, kemudian dibawa ke Puskesmas Bayongbong untuk mendapatkan penanganan medis. Sebagian korban masih mendapatkan penanganan medis di sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Garut.

Semua yang dirawat di sini diberi infusan, dan dilakukan observasi terkait panasnya.Ia menuturkan, hingga Sabtu siang jumlah santri yang menjadi korban keracunan mencapai 43 orang, sebanyak 20 orang sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik dan disarankan berobat jalan.

Sedangkan korban keracunan lainnya, kata dia, sebanyak 10 orang mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Bayongbong, sedangkan korban lainnya sebanyak dua orang di Puskesmas Tarogong, dan 14 orang di Puskesmas Cisurupan.

"Ada juga di (Puskesmas) Samarang lima orang,  Cikajang dua orang, dan rumah sakit satu orang," katanya

Ia menyampaikan, korban yang mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Bayongbong mengeluhkan sakit yang sama yakni mual, muntah-muntah, bahkan disertai badan panas, batuk dan sakit kepala.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement