Sabtu 17 Nov 2018 14:34 WIB

Mendikbud Beri Tunjangan Rp 152 M untuk Guru Terdampak Gempa

Guru yang terdampak gempa di Sulteng sebanyak 15.080 orang.

Rep: Agus Yulianto/ Red: Karta Raharja Ucu
Mendikbud Muhadjir Effendy meninjau kegiatan belajar mengajar di sekolah tenda, di Palu, Sabtu (17/11).
Foto: Agus Yulianto/Republika
Mendikbud Muhadjir Effendy meninjau kegiatan belajar mengajar di sekolah tenda, di Palu, Sabtu (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Guru terdampak gempa di Palu dan Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah mendapat tunjangan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Tunjangan itu diberikan selama enam bulan dengan nilai Rp 152 miliar lebih.

"Ada lebih dari 15.080 guru terdampak gempa dan tsunami. Mereka kita berikan tunjangan selama enam bulan," kata Mendikbud Muhadji Effendy, di Palu, Sabtu (17/11).

Dikatakan Muhadji, pemulihan pendidikan di Sulteng ini lebih cepat, khususnya untuk pemulihan kegiatan pembelajaran di sekolah. "Komitmen ini dengan didukung oleh berbagai pihak terkait pemulihan kembali pendidikan di Sulteng semakin menguatkan keyakinan bahwa anak-anak Sulteng akan bangkit lebih hebat,” katanya menjawab Republika.co.id.

Pemulihan proses belajar mengajar di sekolah, kata Mendikbud, tidak terlepas dari peran guru. Namun, tak sedikit guru yang juga mengalami dampak bencana. Karena itu, kata dia, sebagai upaya untuk meringankan beban guru, khususnya yang terkena dampak bencana, Kemendikbud menyiapkan tunjangan khusus sebesar Rp 152 miliiar untuk 15.080 guru di empat kabupaten, yakni Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong.

Pada Sabtu (17/11, Mendikbud menyerahkan secara simbolis buku tabungan kepada 200 guru saat Apel Pagi 'Anak Sulteng Bangkit Lebih Hebat'. “Para guru saya harap tidak patah semangat dalam menjalankan tugas mengajar dan mendidik siswa. Saya yakin para guru di Sulteng mampu memompa semangat murid-muridnya untuk belajar dan melompat lebih tinggi menggapai cita-cita,” kata Mendikbud.

Karena itu juga, Mendukbud meminta para guru segera kembali ke sekolah. "Mereka harus kejar ketertinggalan akibat gemba. Sudah tak boleh minta dispensasi apa pun." tegasnya.

Maka, kata Mendikbud, sebagai kompensasinya, kemendikbud memberikan tunjangan sebagai penghormatan kepada para guru tersebut. "Yang kena trauma siswa dan guru. Tapi gurunya harus bangkit duluan," tegasnya.

Salah seorang guru terdampak gempa, Rosna Nazaitun, mengaku bersyukur mendapat tunjangan tersebut. Guru klas 5 di SD inpres Bajoge ini mendapatka tunjangan yang besarnya pencapai Rp 1,5 jata per bulan. "Alhamdulillah...," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement