Sabtu 17 Nov 2018 08:14 WIB

PDIP Bantah Kaderisasi tak Berjalan

PDIP telah berusaha semampu mungkin untuk mendidik kader yang masih muda.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) membantah jika kaderisasi dalam tubuh partai tidak berjalan dengan baik. Ini menyusul belum digantinya Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum partai berlogo banteng tersebut.

"Partai kan terus melakukan kaderisasi, boleh dicek kami berani mengklaim PDIP partai yang paling banyak memiliki kepala daerah muda," kata Hasto Kristiyanto di Jakarta, Jumat (16/11).

Menurut Hasto, partai telah berusaha semampu mungkin untuk mendidik kader yang masih muda. Dia mengklaim PDIP mempunyai kader perempuan paling banyak dan cukup banyak kader muda dengan umur di bawah 21 tahun.

Hasto juga menyebut jika PDIP juga memiliki paling banyak anggota legistlatif muda. Dia mengungkapkan, proses kaderisasi sebenarnya terus dilakukan.

Pernyataan itu merujuk pada pembekalan calon anggota legislatif tahap ketiga yang dilakukan partai. Secara keseluruhan, PDIP telah membekali 570 caleg partai. "Sehingga, sebenarnya proses kaderisasi regenerasi itu sudah melekat," kata Hasto lagi.

Sebelumnya, Megawati mengungkapkan keigninan untuk mundur saat memberikan sambutan dihadapan caleg partai di Jakarta, Kamis (15/11). Mega kemudian menghitung jumlah politikus perempuan yang konsisten turun sebagai politikus. 

Ia mengakui, minimnya jumlah perempuan itu membuat dirinya kesepian. Mantan presiden kelima Indonesia itu menjabat sebagai ketua umum PDIP sejak partai tersebut masih bernama PDI pada 1993. 

Kursinya sempat digoyang oleh Soerjadi lewat Kongres Luar Biasa PDI pada 1996. Namun, Megawati tidak menerima hasil kongres itu dan akhirnya PDI di bawah kepemimpinannya berubah nama menjadi PDIP.

Sejak saat itu, kursi Megawati tidak pernah goyah. Pada Kongres PDIP 2015 di Bali, Megawati bahkan masih terpilih secara aklamasi. Hal itu, ia menerangkan, membuktikan jika perjalanan politiknya sudah cukup lama hingga menjadi ketua unum partai yang paling senior.

"Proses kaderisasi kepemimpinan itu harus terus menerus dilakukan oleh partai. Berkaitan dengan kepemimpinan partai, kami melihat kami punya mekanisme, kami punya budaya dan tradisi kita," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement