REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Bambang Noroyono
Kemenangan menjadi harga mati bagi tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia saat menghadapi Thailand dalam laga lanjutan babak penyisihan Grup B Piala AFF 2018 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/11). Hasil imbang, apalagi kalah, akan membuat skuat Garuda rentan terdepak dari kejuaraan sepak bola se-Asia Tenggara tersebut.
Kapten timnas Indonesia, Hansamu Yama Pranata, menyadari betul betapa pentingnya memperoleh tiga poin di kandang Thailand. “Pertandingan melawan Thailand seperti laga final bagi kami," kata Hansamu saat konferensi pers pralaga di Bangkok, Jumat (16/11).
Indonesia berada di tangga kedua klasemen Grup B dengan nilai tiga angka hasil dari satu kekalahan 0-1 saat tandang menghadapi Singapura, Jumat (9/11), dan menang 3-1 saat menjamu Timor Leste, Selasa (13/11). Sementara, Thailand berada di puncak klasemen dengan perolehan nilai sama. Bedanya, skuat besutan para penggawa Milovan Rajevac itu baru melakoni satu laga setelah menghantam Timor Leste tujuh gol tanpa balas pada Jumat (9/11).
Di tangga ketiga, ada Filipina yang juga memiliki perolehan tiga poin. Namun, Filipina baru satu kali melakoni pertandingan. Adapun posisi buncit dihuni Timor Leste. "Kemenangan harus diraih untuk menentukan nasib kami di kejuaraan ini apakah kami layak ke semifinal atau tidak,” ujar Hansamu.
Thailand banyak menurunkan pemain junior pada AFF 2018. Thailand tak diperkuat Teerasil Dangda dan Chanatip Songkrasin yang sukses membawa tim berjuluk skuat Gajah Putih itu menjuarai AFF 2016. Teerasil keluar sebagai topskorer dengan torehan enam gol. Sementara, Chanatip terpilih sebagai pemain terbaik.
Hansamu menilai, Thailand tetap kuat meski tanpa Teerasil dan Chanatip. "Mereka tim yang masih sangat kuat. Dan itu tentu menjadi kewaspadaan bagi kami,” ujar Hansamu. Karena itu, pemain milik Barito Putera tersebut meminta para rekannya tetap bekerja keras untuk mendapatkan angka di Rajamangala.
Bek timnas, Fachruddin Aryanto, siap berjibaku menghalau serangan Thailand. Senada dengan Hansamu, Fachruddin menyebut Thailand tetap kuat meski tanpa pemain seniornya. “Pemain Thailand wajib kami waspadai semuanya. Kami akan berjuang keras untuk bisa meraih angka,” kata dia.
Gelandang Evan Dimas Darmono turut menganggap pertandingan melawan Thailand bak laga final. Evan mengatakan, timnas harus bisa menunjukkan kemampuan terbaik mengingat pentingnya pertandingan ini. "Laga ini sangat penting untuk melihat peluang Indonesia untuk melangkah ke babak selanjutnya."
Menurut Evan, seluruh pemain Indonesia sudah sangat siap secara fisik dan mental untuk menjalani laga. Dia pun merasa optimistis bisa mengeluarkan kemampuan terbaik. "Untuk laga besok (hari ini) saya tidak ada keraguan. Kami sudah siap untuk menjalani pertandingan," ujar dia.
Melawan Thailand memang bukan perkara mudah. Skuat Garuda harus mengakui dominasi Thailand di Piala AFF. Indonesia dan Thailand sudah enam kali bertemu sejak Piala AFF 2008. Hasilnya, timnas Thailand mampu mengalahkan Indonesia sebanyak empat kali. Adapun dua pertandingan lainnya dimenangkan Indonesia.
Rekor buruk juga menghantui timnas. Skuat Garuda tak pernah menang menghadapi Thailand di Stadion Rajamangala. Tiga kali skuat Garuda menantang tim Gajah Perang di gelanggang Kota Bangkok tersebut. Kekalahan terakhir dialami Indonesia saat leg kedua babak final Piala AFF 2016. Kala itu, Thailand menang 2-0. Kemenangan itu mengantarkan Thailand menjadi juara AFF untuk kelima kalinya.
“Melawan Thailand memang tidak mudah, apalagi mereka main di kandang,” ujar pelatih timnas Indonesia Bima Sakti Tukiman di Jakarta, Rabu (14/11).
Namun, kata pelatih 42 tahun tersebut, bukan berarti Thailand tak bisa dikalahkan meski bermain di kandang. “Kita (pemain) harus fokus dan kerja keras. Perbaikan strategi dan organisasi permainan harus kita lakukan untuk persiapan menghadapi Thailand nanti,” ujar dia.
Bima mengakui, permainan timnas belum maksimal. Namun, ia telah mengevaluasi segala kesalahan yang terjadi saat bermain melawan Timor Leste. Bertindak sebagai tuan rumah, Indonesia memang mampu mendominasi penguasaan bola sejak babak pertama. Namun, Indonesia justru kebobolan terlebih dahulu.
Namun, rotasi bertahap yang Bima lakukan pada menit ke-50, membuat pola permainan berubah di babak kedua. Tiga gol balasan ke gawang Timor Leste baru terjadi setelah adanya pergantian pemain. Bima menarik sejumlah penggawa muda dan menurunkan para pemain senior.