Jumat 16 Nov 2018 05:48 WIB

Sandiaga Jelaskan Soal Adopsi Program dari Orde Baru

Yang di adopsi adalah soal swasembada pangan dan energi.

Rep: Ali Mansur/ Red: Muhammad Hafil
Politisi Partai Berkarya yang juga puteri Presiden RI ke-2 Soeharto Titiek Hediati (tengah) didampingi Ketua Tim Pemenangan Prabowo Sandi (TP-PAS) Taufiq (kanan) dan Wakilnya Heldi (kiri) memberi keterangan pers usai acara Konsolidasi di Serang, Banten, Rabu (14/11/2018).
Foto: Antara/Weli Ayu Rejeki
Politisi Partai Berkarya yang juga puteri Presiden RI ke-2 Soeharto Titiek Hediati (tengah) didampingi Ketua Tim Pemenangan Prabowo Sandi (TP-PAS) Taufiq (kanan) dan Wakilnya Heldi (kiri) memberi keterangan pers usai acara Konsolidasi di Serang, Banten, Rabu (14/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno memberikan klasifikasi soal pernyataan politikus Partai Berkarya, Titiek Soeharto yang mengatakan bahwa Prabowo-Sandi akan meneruskan program kepemimpinan ayahnya Soeharto. Sandiaga menjelaskan yang akan diteruskan dari era kepemimpinan Soeharto adalah Indonesia mengalami kecukupan pangan.

"Menurut saya yang bisa kita adopsi swasembada pangan. Swasembada pangan, swasembada energi. Kita juga lihat zaman Pak Harto produksi beras kita baik, produksi bahan-bahan kita juga baik, itu bisa kita adopsi," kata Sandiaga di Blok M Square,  Jakarta Selatan, Kamis (15/11) malam WIB.

Selain itu, Swasembada pangan dan beberapa kebijakan Orba di bidang energi yang juga mampu mensejahterakan rakyat. Bahkan kebijakan swasembada pangan dan energi era pemerintahan Soeharto lebih baik dari era Presiden Joko Widodo saat ini. Padahal kondisi pangan ini juga berimbas kepada nilai tukar rupiah.Kemudian jika dia bersama Prabowo Subianto terpilih pihaknya akan menekan impor dan menggalakkan ekspor.

"Karena sekarang rupiah lemah itu kan karena defisit perdagangan. Defisit perdagangan itu ekspor kita turun, impor kita naik. Nah itu nanti yang akan kita adopsi," keluh Sandiaga.

Oleh karena itu, Sandiaga mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir dengan rencana mengadopsi kebijakan era Presiden Soeharto itu. Dia juga memastikan tidak akan mengadopsi kebijakan yang merugikan rakyat. Dia berharap ke depannya Indonesia bisa swasembada pangan seperti era Orba bahkan harus lebih baik lagi.

"Kita sudah melewati periode reformasi dengan sekarang demokrasi yang lebih baik, lebih banyak checks and balances, lebih banyak masyarakat civil society yang ikut partisipatif, kolaboratif, dan kita akan kawal demokrasi ini," tutup mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement