Kamis 15 Nov 2018 14:55 WIB

DPU Kota Bandung Temukan Titik Baru Banjir

Belum diketahui secara pasti penyebab timbulnya titik baru tersebut

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Kolam retensi di Kampung Cienteung, Kelurahan Baleendah, Kabupaten Bandung telah beroperasi untuk menampung luapan air sungai Citarum, Senin (5/11). Namun sebagian warga masih khawatir banjir masih terjadi.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Kolam retensi di Kampung Cienteung, Kelurahan Baleendah, Kabupaten Bandung telah beroperasi untuk menampung luapan air sungai Citarum, Senin (5/11). Namun sebagian warga masih khawatir banjir masih terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung memetakan daerah rawan banjir di Kota Bandung. DPU pun menemukan titik-titik baru banjir di kota kembang.

Kepala DPU Kota Bandung Arif Prasetya menyebutkan ada titik baru yang berpotensi bisa menimbulkan banjir. "Ada tiga titik baru (banjir). Di Komplek Istana sudirman, Gang Tresna Asih dan satu lagi saya belum dapatkan secara pasti," kata Arif di Taman Sejarah Balai Kota Bandung, Kamis (15/11).

Ia mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab timbulnya titik baru di komplek Istana Sudirman. Ia mengatakan masih mempelajari dan mengevaluasi. "Kita pelajari air dari mana. Apa hanya saluran drainase yang tersumbat. Teman-teman di lapangan sedang pelajari," ujarnya.

(Baca: Kolam Retensi Sirnaraga Mulai Diuji Coba)

Sementara untuk di Gang Tresna Asih di kawasan Pagarsih, kata dia, banjir terjadi imbas adanya limpasan air dari jalan utama Pagarsih. Aliran air yang deras saar masuk ke basement air tidak tertampung secara cepat kemudian mengarah ke gang tersebut.

Meskipun surut dalam waktu singkat, ia menilai genangan air yang rata-rata sekitar 30 centimeter ini menghambat kegiatan warga. Serta membuat lalu lintas di sekitar lokasi tersendat.

Ia menambahkan berbagai upaya telah dilakukan Pemkot Bandung untuk menangani banjir. Ia menyebutkan dampaknya sudah mulai terlihat. Genangan air yang kerap terjadi di titik-titik rawan pun surut dengan cepat.

"Biasanya 1-2 jam baru surut. Sekarang kurang setengah jam juga surut," kata dia.

Selain itu, dipersipakan pula Kolam Retensi Sirnaraga. Diharapkan dengan adanya kolam ini bisa mengantisipasi banjir yang menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan Pemkot Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement