Kamis 15 Nov 2018 14:40 WIB

Demokrat Harap BPN Bahas Strategi, Bukan Sekadar Keliling

Putu menilai hingga kini belum ada pembahasan strategi yang serius.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Anggota Komisi X DPR RI Putu Supadma Rudana.
Foto: dpr
Anggota Komisi X DPR RI Putu Supadma Rudana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat berharap ada koordinasi konprehensif partai koalisi dalam Badan Pemenangan Nasional (PBN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Demokrat menilai strategi pemenangan melingkupi sejumlah hal seperti pelibatan saksi dan bukan sekadar safari politik keliling daerah.

"Bagaimana pelibatan saksi, sampai seluruh TPS (tempat pemungutan suara), banyak sekali yang harus dipikirkan, bukan sekadar jalan-jalan keliling dan turun. Tapi harus ada langkah strategis dan komprehensif, kami hadir di sini  untuk mengingatkan kembali jika ingin memenangkan kontestasi ini," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Putu Supadma Rudana di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/11).

Putu merasa hingga kini belum ada konsolidasi serius dalam BPN. Putu menerangkan selama ini ajakan konsolidasi belum dibicarakan secara matang oleh koalisi.

Putu mengatakan, jika ada ajakan konsolidasi pun hanya sebatas ajakan via telepon. "Ini sebuah strategi besar, ini Pilpres, tidak bisa hanya secara lisan dihubungi, tetapi harus duduk bersama, ada strategi tertulis, komitmen tertulis yang jelas ke depan bagaimana. Karena ini bukan kontestasi biasa, tapi ini pilpres, semua fokus disitu," kata Putu.

Juru bicara Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat itu pun mengingatkan BPN jika Prabowo-Sandiaga ingin memenangi Pilpres 2019. Sebab, ia menilai kontribusi Partai Demokrat melalui sosok ketua umumnya Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono berperan dalam suara pasangan tersebut.

Namun, Partai Demokrat menilai pelibatan tersebut belum juga dilakukan BPN. "Jadi koordinasi yang komprehensif. kami tentu berharap karena kami di Demokrat anggota Dewan Pembina itu Mas AHY, tentu harus Pak Prabowo, Mas AHY, Bung sandi dan beberapa tokoh dari partai lainnya, dan Pak SBY yang dijadikan jurkamnas dan juga beliau berkenan menjadi mentor dari Pak prabowo, ya disegerakan," ujar Putu.

Putu mengingatkan waktu kampanye yang terus bergulir sehingga partai-partai juga mulai fokus pemenangan Pileg. "Kira-kira sisa berapa, lima bulan lagi. empat bulan malah, coba dipikirkan. dan kita lihat surveinya masih jauh. tentu harus ada efek kontribusi dari tadi, SBY, AHY, dan Demokrat. Kalau ini saya yakin paling tidak bisa memberikan suara yang signifikan pada paslon 02," ujar Putu.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebut hubungan Gerindra dan Partai Demokrat berjalan baik. Namun, Muzani menyinggung janji SBY untuk melakukan kampanye untuk Prabowo dan Sandi. "Pak SBY juga berjanji akan melakukan kampanye untuk Prabowo dan Sandi, walaupun sampai sekarang belum terjadi," kata Muzani di Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (13/11).

Selain itu, ia juga menyinggung janji kesediaan AHY untuk safari politik dengan pasangan nomor urut 02 tersebut belum dapat terlaksana. "Kemudian Pak AHY juga berapa kali akan mengikuti perjalanan Prabowo atau Pak Sandi tapi jadwalnya belum pas. Sudah beberapa kali janjian tapi kemudian belum pas. Pada waktu yang ditentukan kemudian ternyata AHY ada jadwal lain," kata wakil ketua BPN tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement