Kamis 15 Nov 2018 00:25 WIB

Beli Ayam-ayaman, Sandi Beri Nama Owi dan Owo

Sandi mengatakan ayam-ayaman tersebut menjadi ikon kasih sayang.

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: Reiny Dwinanda
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno (tengah) memainkan boneka ayam saat kunjungan di Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (14/11/2018).
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno (tengah) memainkan boneka ayam saat kunjungan di Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (14/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno, membeli ayam-ayaman produk UMKM Purwakarta, Jawa Barat. Ayam-ayaman berbentuk ayam jantan (jago) ini ia beri nama Owi dan Owo, seolah melambangkan kedua kandidat capres. Ia mengatakan, ayam-ayaman itu bukan untuk diadu, melainkan untuk saling merangkul.

"Ayam-ayaman ini bisa jadi ikon menebarkan kasih sayang," ujar Sandi seraya mendekatan kedua ayam-ayaman tersebut, di Saung Kahuripan Jl MR Kusuma Atmaja, Purwakarta, Rabu (14/11).

Baca Juga

Kepada ratusan generasi milenial, Sandi berpesan agar tak terbawa perasaan, terutama menjelang pilpres 2019. Menurut pasangan capres Prabowo Subianto ini, masyarakat Indonesia harus bersatu dan tidak saling menjelekkan.

photo
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno (tengah) disambut relawan saat peresmian Rumah Juang di Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (14/11/2018).

Sandi mengatakan, pilpres seharusnya menyejukkan dan tidak memecah belah. Ekonomi harus menjadi fokus karena mileniallah yang ini akan mewarnai jatuh bangunnya perekonomian Indonesia di masa yang akan datang.

Sandi menyakini dengan bonus demografi Indonesia bisa menjadi kekuatan ekonomi baru dunia di 2030 mendatang. Jika terpilih, mantan wakil Gubernur DKI Jakarta ini berjanji akan memberikan porsi besar dalam pembangunan ekonomi nasional kepada mileanial.

"Jadi milenial, ayo kita fokus pada pembangunan ekonomi untuk memersiapkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru," ujarnya.

Jika salah urus, menurut Sandi, Indonesia hanya akan jadi pasar yang menguntungkan bagi bangsa lain. Dengan begitu, pemerintah harus bersiap, termasuk mempersiapkan milenial dan menciptakan lapangan kerja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement