Kamis 15 Nov 2018 07:55 WIB

Pameran Buku di Tengah Stasiun

Juga digelar kegiatan untuk anak-anak seperti lomba mewarnai dan lomba penyiar

Rep: Mimi Kartika/ Red: Bilal Ramadhan
PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggelar Book fair on Station di Stasiun Besar Gambir, Jakarta Pusat, 14-18 November 2018.
Foto: Republika/Mimi Kartika
PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggelar Book fair on Station di Stasiun Besar Gambir, Jakarta Pusat, 14-18 November 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, Para calon penumpang kereta api (KA) telah menunggu keberangkatannya di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat sejak Rabu (14/11) pagi. Mereka hendak menuju berbagai kota seperti Bandung, Cirebon, Malang Surabaya, Semarang, Tegal, Solo, dan Yogyakarta.

Di tengah lalu lalang para penumpang, tampak ada yang berbeda di ruang tunggu sekaligus pintu keberangkatan di Stasiun Gambir. Beberapa buku-buku terpajang di salah satu sudutnya. Rupanya, PT Kereta Api Indonesia menggelar 'Book Fair on Station' atau pameran buku di stasiun.

Deputy Executive Vice President 1 PT KAI Daop 1 Jakarta Bidang Teknis dan Operasional, Sofyan Hasan mengatakan, pameran buku di stasiun itu bertujuan meningkatkan minat membaca masyarakat. Terutama bagi masyarakat yang sedang menunggu keberangkatan perjalanan kereta api.

"Meningkatkan kembali minat baca masyarakat dengan mendekatkan buku sebagai sumber bacaan di area stasiun," ujar Sofyan dalam pembukaan resmi Book Fair on Station di Stasiun Gambir, Rabu (14/11).

Ia mengatakan, saat ini penumpang yang naik kereta api di Stasiun Gambir mencapai rata-rata 17 ribu sampai 21 ribu orang per hari. Untuk itu, Sofyan berharap, dengan adanya pameran buku di stasiun para penumpang KA dapat berburu koleksi buku sambil menunggu waktu keberangkatan.

Sofyan mengatakan, akan mengevaluasi penyelenggaraan pameran buku di stasiun ini. Apabila hasilnya baik, pihaknya bisa saja menggelar kembali pameran buku di Stasiun Gambir. Apalagi, tidak lama akan memasuki liburan Natal dan Tahun Baru.

"Saya juga mengharapkan acara ini dilaksanakan pada event-event pada peak season di stasiun kereta api ya," kata dia.

Bahkan ia juga mengatakan, pihaknya berharap dapat menggelar pameran buku di stasiun-stasiun lainnya seperti Stasiun Pasar Senen dan sejumlah stasiun kereta rel listrik (KRL) di Jakarta. Sehingga, PT KAI juga bisa membantu menumbuhkan minat membaca masyarakat secara luas.

'Book Fair on Station' ini digelar pada 14-18 November 2018. Tidak hanya di Stasiun Gambir, pameran buku juga diselenggarakan serentak di lima stasiun KA lainnya yakni Yogyakarta, Bandung, Surabaya Gubeng, Semarang Tawang, dan Purwokerto.

PT KAI bekerja sama dengan PT Gramedia Asri Media menyediakan berbagai koleksi buku. Buku-buku itu bergenre anak-anak, pengembangan diri, bisnis, agama, novel, dan berbagai referensi lainnya. Serta beberapa aksesoris seperti bantal, boneka, mainan, dan perlengkapan sekolah.

Menariknya, selama pameran buku di stasiun, pembeli akan mendapatkan potongan harga sebesar 10 persen. Ditambah lagi lima persen apabila pembeli dapat menunjukkan aplikasi KAI Access yang sudah teregistrasi di ponselnya.

Selain pameran, ada pula kegiatan yang ditujukan untuk anak-anak. Mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang berbeda-beda setiap pagi harinya. Di antaranya lomba mewarnai, lomba menulis cerita pendek, lomba penyiar (announcer), melukis tas kecil (pouch painting), dan acara obrolan anak-anak.

"Bagi anak-anak yang tertarik mengikuti kegiatan-kegiatan di atas, diharapkan sesegera mungkin hadir dan mendaftarkan diri pada panitia di lokasi. Setiap hari ada, pagi," jelas Sofyan.

Salah satu pengunjung book fair, Zulfah (52 tahun) menanggapi baik diselenggerakannya pameran buku di stasiun. Menurut dia, sambil menunggu waktu pemberangkatan KA, ia bisa membeli buku dan membaca buku. Buku itu bisa untuk menemaninya menunggu waktu keberangkatan atau selama perjalanan.

"Saya masih harus nunggu satu jam, daripada duduk saja saya lihat ada buku. Penumpang yang tadinya engga niat beli, bisa jadi beli untuk bacaan sambil nunggu," kata Zulfah calon penumpang KA dengan jurusan Jakarta-Bandung.

Zulfah mengaku sering menggunakan moda transportasi kereta api. Dalam sebulan, ia bisa bepergian ke luar kota menggunakan kereta api sampai tiga kali. Menurutnya, kereta api bisa menempuh kota tujuannya lebih cepat dibandingkan angkutan darat. Serta harga tiket relatif lebih terjangkau dibandingkan pesawat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement