Selasa 13 Nov 2018 22:45 WIB

Hasil Forensik Ungkap Jenazah Satu Keluarga Penuh Luka Sajam

Diduga kuat pelaku lebih dari satu orang.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah Tim Puslabfor Polda Metro Jaya saat akan melakukan olah TKP kasus pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah Tim Puslabfor Polda Metro Jaya saat akan melakukan olah TKP kasus pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Djati, Jakarta Timur, Kombes Edy Purnomo mengatakan, hasil otopsi dari jenazah satu keluarga diduga korban pembunuhan di Kota Bekasi, Jawa Barat, penuh luka senjata tajam (sajam) dan benda tumpul. Luka-luka tersebut kebanyakan mengenai organ dari kepala hingga perut jenazah.

“Lukanya akan didiskusikan lagi, lukanya berapa dalam, posisinya bagaimana, siapa yang kena duluan, itu nanti belakangan. Tapi hasil pemeriksaan ini sudah,” ujar Edy saat ditemui di RS Polri Kramat Djati, Jakarta Timur, Selasa (13/11).

Ia memastikan, selain suami-istri korban pembunuhan tersebut, dua anaknya juga memiliki sejumlah luka bekas sayatan sajam dan luka dari benda tumpul. 

Serangan dari pelaku memang sangat banyak dan mengenai tubuh korban, kemungkinan pelakunya pun bisa berjumlah lebih dari satu orang.

“Campur, semuanya ada (luka benda tumpul dan sajam). Pokoknya serangannya banyak, dari bagian perut ke atas (kepala). Bisa dipastikan pelaku lebih dari satu orang,” ujar Edy lagi.

Sebelumnya, satu keluarga yang tinggal di wilayah Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, diduga kuat menjadi korban pembunuhan. Empat orang ditemukan tewas.

Berdasarkan laporan anggota, pada pukul 03.30 WIB saksi bernama Feby Lofa Rukiani mendapati gerbang rumah kontrakan keluarga tersebut telah terbuka dengan kondisi televisi menyala. Saat saksi memanggil korban dari luar rumah, tidak ada jawaban sama sakali.

Ia kemudian mencoba menelepon korban namun tetap tidak diangkat. Melihat tidak ada respons, akhirnya saksi pertama kembali ke rumahnya. Di saat pagi hari, biasanya korban hendak berangkat kerja sekitar pukul 06.30 WIB, tapi pada hari ini korban terlihat belum bangun.

Akhirnya saksi pertama curiga dan penasaran, saksi membuka jendela dan melihat banyak korban sudah tergeletak dan terdapat darah.

Melihat empat korban tergeletak, saksi pertama langsung memanggil saksi kedua bernama Aris Susanto dan saksi ketiga atas bernama Sulistyanti. Ketiga saksi tersebut langsung melaporkan hal itu kepada ketua RT setempat dan Polsek Pondok Gede.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement