Selasa 13 Nov 2018 07:38 WIB

Angka Kematian Ibu dan Bayi di Boyolali Masih Tinggi

Sepanjang 2018 ada 15 kasus ibu meninggal sebelum 40 hari pascamelahirkan

Ibu melahirkan
Ibu melahirkan

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI - Angka kematian ibu (AKI) dan bayi di Kabupaten Boyolali selama 2018 dinilai masih tinggi. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, dr Ratri S Survivalina mengatakan angka kematian ibu, sebelum 40 hari pascamelahirkan sudah mencapai 15 kasus, sedangkan angka kematian bayi (AKB) lebih dari 30 kasus.

"Padahal, AKI selama 2017 hanya ada 14 kasus," katanya, Selasa (13/11).

Ia mengatakan tingginya kasus kematian ibu melahirkan dan anak di Boyolali masih mengancam kehidupan manusia. Oleh karena itu, Dinkes Boyolali terus menggalakan kegiatan sosialisasi promosi kesehatan kepada masyarakat melalui media sosialisasi baik menggunakan iklan maupun lewat spanduk-spanduk besar yang dipasang di pinggir jalan.

Bahkan, Dinkes Boyolali kegiatan sosialisasi dengan mengangkat budaya lokal, yakni pertunjukkan seni budaya ketoprak. Pergelaran seni budaya ini menjadi cara baru untuk mengedukasi masyarakat tentang kesehatan, terutama untuk menekan angka kematian ibu melahirkan.

Ratri mengatakan ada dua faktor sebagai penyebab tingginya AKI dan AKB di Boyolali, yakni dari faktor ibu itu sendiri dan dari luar, seperti kondisi lingkungan, ekonomi, budaya, letak geografis, dan keluarga.

Faktor ibu sendiri, kata dia, antara lain terlalu tua atau terlalu muda saat hamil bahkan tak jarang mereka terlalu sering hamil. Selain itu, terlalu dekat jarak kehamilannya juga bisa menjadi faktor penyebab kematian ibu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement