Senin 12 Nov 2018 18:30 WIB

Longsor Ancam Puluhan SD di Garut

Ada puluhan sekolah yang harus diperhatikan karena bangunannya terancam bencana.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Gita Amanda
Sejumlah pekerja dari Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang membenahi pinggiran jalan yang longsor di ruas jalan provinsi batas kabupaten Garut dan Tasikmalaya.
Foto: Irfan Risyadien
Sejumlah pekerja dari Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang membenahi pinggiran jalan yang longsor di ruas jalan provinsi batas kabupaten Garut dan Tasikmalaya.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Puluhan bangunan Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, kondisinya terancam bahaya tanah longsor. Oleh karea itu, pengelola sekolah maupun siswa diimbau untuk mewaspadai ancaman tersebut saat turun hujan.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Ade Manadin mengatakan, ada puluhan sekolah yang harus diperhatikan karena kondisi bangunannya terancam bencana. “Jumlah pastinya sedang didata," kata Ade Manadin, Senin (12/11).

Ia menuturkan, bangunan sekolah yang terancam bencana longsor itu tersebar di beberapa titik seperti daerah selatan, utara bahkan perkotaan Garut. Terutama, lanjut dia, bangunan sekolah yang lokasinya berdekatan dengan sungai dan tanah tebing yang berpotensi terdampak bencana longsor.

"Seperti di daerah Malangbong ada sekolah yang kondisinya dekat Sungai Cimanuk yang terancam tergerus longsor," katanya. Menanggapi hal itu, Dinas Pendidikan Garut telah mengakomodasi seluruh sekolah yang kondisinya tidak layak dan terancam bahaya bencana tanah longsor.

Dinas Pendidikan, lanjutnya, selain berencana membantu perbaikan bangunan sekolah, juga berkoordinasi dengan dinas terkait untuk membangunan tembok penahan tanah. Menurut dia, hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi bencana longsor.

Ia mengimbau, guru maupun pihak yang mengelola sekolah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana longsor saat musim hujan. Khusus sekolah yang terancam longsor, ia menghimbau sebaiknya tidak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar karena akan membahayakan keselamatan siswa maupun guru.

"Kalau hujan hati-hati, perhatikan anak-anak, kalau bangunan tidak layak jangan dipaksakan belajar, kalau bahaya, pulangkan saja," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement