Senin 12 Nov 2018 17:11 WIB

Erosi Sungai Ancam Puluhan Rumah dan Jalur Cirebon-Bandung

Kalau hujan turun, tanah jadi bergerak.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Tim Survei dan Pemetaan Polres Purwakarta, menyirisi DAS Citarum yang melintasi wilayah itu, Kamis (24/5). Tim menemukan enam titik kerusakan DAS akibat erosi (Ilustrasi).
Foto: Dok Istimewa
Tim Survei dan Pemetaan Polres Purwakarta, menyirisi DAS Citarum yang melintasi wilayah itu, Kamis (24/5). Tim menemukan enam titik kerusakan DAS akibat erosi (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  CIREBON – Erosi sungai Ciwaringin di Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon membuat puluhan rumah warga terancam amblas. Kondisi itupun membuat badan jalan utama penghubung Cirebon – Bandung terancam terputus.

"Erosi sungai Ciwaringin sudah terjadi sejak empat tahun lalu. Sekarang kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan," ujar Kepala Desa Ciwaringin, Nurhayati Endang Ekawati, Senin (12/11).

Nurhayati menyebutkan, puluhan rumah warga yang terletak di sepanjang sungai Ciwaringin itu kondisinya sudah retak-retak. Bahkan, tiga rumah di antaranya sudah amblas terbawa aliran sungai. Warga di ketiga rumah tersebut akhirnya terpaksa mengungsi ke rumah kerabat mereka.

Selain ketiga rumah itu, ada satu rumah lainnya yang dalam kondisi 50 persen sudah amblas. Rumah milik warga yang bernama Dulkalim itupun mengamcam keselamatan para penghuninya.

Tak hanya mengancam rumah warga, lanjut Nurhayati, erosi sungai Ciwaringin juga menyebabkan tanah bergerak sampai ke badan jalan utama jalur Cirebon – Bandung. Jika tidak segera ditangani, maka ruas jalan vital tersebut dikhawatirkan akan terputus.

Menurut Nurhayati, di masa dulu, jarak antara badan jalan Cirebon – Bandung hingga ke pinggir sungai Ciwaringin ada sekitar sepuluh meter tanah yang kuat dan ditambah kebun. Namun saat ini, kebun itu sudah habis terkikis erosi. Sedangkan jarak antara jalan ke sungai juga saat ini hanya tinggal kurang lebih satu meter.

‘’Jalan itu di bagian bawahnya terus tergerus air, khawatir tiba-tiba jalannya terputus, ‘’ kata Nurhayati.

Nurhayati mengungkapkan, pada 2016 lalu, pihaknya sudah mengajukan surat dan proposal perbaikan alur sungai Ciwaringin ke Dinas PSDA Kabupaten Cirebon. Meski petugas PSDA sudah datang mengecek, namun hingga kini belum ada tindak lanjut apapun.

Nurhayati berharap, kondisi tersebut segera ditangani untuk menghindari jatuhnya korban jiwa. Apalagi sekarang mulai masuk musim hujan.  ‘’Kalau hujan deras turun, tanah jadi bergerak. Warga pun takut, ‘’ tutur Nurhayati.

Untuk itu, jika hujan deras turun, warga yang tinggal di pinggir sungai terpaksa mengungsi ke rumah keluarga mereka yang dianggap aman. Hal itu juga mereka lakukan jika arus sungai sedang deras.

Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Bupati Cirebon, Rahmat Sutrisno, menyatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon akan menginventarisasi bangunan dan warga yang terdampak erosi sungai Ciwaringin tersebut. Setelah itu, Pemkab Cirebon akan mengkaji dan merapatkannya.

Rahmat menjelaskan, sungai tersebut merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung. Untuk itu, pihaknya akan mengirimkan surat ke Pemprov Jabar guna pengajuan permohonan penanganannya.

‘’Mudah-mudahan cepat direspon karena kondisi ini juga mengancam jalur utama Cirebon-Bandung. Itu jalur vital, kata Rahmat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement