REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Kepala UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih memperkirakan sampah yang menumpuk di Pintu Air Manggarai mencapai lebih 1.500 ton. Ia mengatakan, hingga Senin (12/11) siang, pihaknya telah mengangkut sampah sampai 19 truk atau sekitar 500 ton.
"Jadi kalau kubik sekitar 200an kubik. Berarti 200 kubik kali 2,71 ton sekitar 500 ton yang sudah diangkat," ujar Andono ditemui Republika di Pintu Air Manggarai, Senin.
Ia melanjutkan, kemungkinan sampah yang belum terangkut sekitar 500 kubik atau lebih dari 1.000 ton. Untuk itu, Andono mengatakan, UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta masih terus melakukan proses pembersihan sampai tuntas.
Ia memastikan, pihaknya akan menyelesaikan pengangkutan sampah seluruhnya di Pintu Air Manggarai hari ini juga. Sebab, menurut dia, apabila hujan kembali mengguyur Bogor atau Jakarta, sampah-sampah akan terbawa lagi dan terus bertambah.
"Jadi banyak sekali kami lakukan penyekatan-penyekatan, tetapi memang muara yang terbesar ada di sini di Pintu Air Manggarai," kata Andono.
Ia menjelaskan, sampah-sampah yang ada di Pintu Air Manggarai merupakan sampah yang terbawa aliran sungai dari hulu Kali Ciliwung di Bogor. Selain itu, sampah juga berasal dari sepanjang aliran Kali Ciliwung di Jakarta hingga menumpuk di pintu air.
"Kalau kita lihat memang ada sampah rumah tangga seperti sterofoam. Tetapi dominasinya itu sama ranting, bambu, pohon yang tumbang," tutur Andono.
Ia mengatakan, sampah-sampah yang telah diangkut truk akan diarahkan ke tempat penampungan sementara di Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Pusat. Dari sana, lanjut dia, sampah-sampah akan dibawa ke Bantar Gebang menggunakan truk tronton.
"Jadi tekniknya, kami yang penting terangkat sesegera mungkin dulu," kata dia.