REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mengungkapkan sebanyak 22 kecamatan dari 31 kecamatan yang ada rawan longsor dan banjir. Saat ini, tiga kecamatan di antaranya yaitu Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang terendam banjir.
Kecamatan-kecamatan yang rawan banjir yaitu Majalaya, Solokan Jeruk, Rancaekek, Bojongsoang, Baleendah, Dayeuhkolot, Pameungpeuk dan Banjaran. Sedangkan kecamatan rawan longsor yaitu Pasirjambu, Ciwidey, Cangkuang, Soreang, Banjaran, Arjasari, Pacet, Ibun dan Majalaya.
Selain itu, kecamatan Paseh, Nagreg, Cicalengka dan Cileunyi, juga Cilengkrang, Cimenyan dan Kutawaringin rawan lomngsir. Sedangkan kawasan rawan lahar gunung api yaitu Rancabali, Pasirjambu, Ciwidey, Pangalengan dan Kertasari.
Sementara rawan gempa tektonik yaitu Pangalengan, Kertasari, Ibun, Pasirjambu. Juga Arjasari, Cangkuang, Pacet dan Soreang kemudian Baleendah, Ciparay, Ciwidey dan Kutawaringin. "Itu semua kecamatan-kecamatan yang rawan longsor, banjir, gempa dan lahar gunung api," ujar Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD, Kabupaten Bandung, Senin (12/11).
Dia menambahkan saat ini, banjir akibat luapan sungai Citarum masih merendam permukiman, fasilitas umum dan fasilitas sosial di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Baleendah, Bojongsoang dan Dayeuhkolot. "Ketinggian air pada titik-titik banjir di Bojongsoang hingga 70 cm pada pukul 06.50 WIB. Sementara di Dayeuhkolot paling tinggi 150 cm di RW 14 Babakan Leuwi Bandung dan di Baleendah di RW 13 kampung Ciputat dengan ketinggian air 160 cm," ungkapnya.
Ia menuturkan, sebagian korban banjir di Dayeuhkolot mengungsi di beberapa lokasi dengan jumlah jiwa mencapai 150 lebih orang. Sementara pengungsi asal Baleendah mengungsi di GOR Inkanas dan Parunghalang mencapai kurang lebih 250 jiwa. "Kita terus melakukan monitoring dan pemantauan terhadap bencana banjir serta rutin melakukan peringatan dini kepada masyarakat," ungkapnya.