REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Calon Presiden RI 2019-2024 Joko Widodo bertekad memenangkan Pemilihan Umum Presiden 2019 di Jawa Barat. Pesan Jokowi ini digemakan kembali oleh pasangannya, KH Ma’ruf Amin, yang optimistis untuk meraih suara lebih banyak di Jawa Barat.
"Waktu di Jawa Barat, Bandung saya sudah menyalami banyak orang, saya hitung, saya persentase dan Alhamdulillah sudah menang kita," kata Jokowi dalam sambutan saat perayaan ulang tahun keempat Partai Solidaritas Indoneaia (PSI) di ICE BSD City Kota Tangerang, Ahad (11/11) malam.
Ia menyadari perhitungan itu berdasar perasaan, bukan berdasarkan survei. Karena itu, Jokowi menyebutkan perlunya kampanye dari dari pintu ke pintu untuk menjelaskan apa yang sudah dilakukan dan apa yang akan dikerjakan.
Setelah menjelaskan capaian dan program kerja, ia menyalami warga. Dari situ, ia akan mengetahui sikap mereka apakah mendukung, tidak mendukung atau masih ragu ragu.
Ma'ruf menyampaikan rasa optimismenya bisa meraih kemenangan di Jawa Barat ketika menyambangi Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat di Kota Bandung, Ahad. Ia mengutarakan keyakinan mampu mengubah kondisi Pilpres 2014.
Saat itu, suara Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla kalah di Jawa Barat. “Itu kan dulu, sekarang enggak lagi. Sekarang setiap hari ada deklarasi untuk Jokowi-Ma’ruf Amin di Jawa Barat, berarti sudah mulai berubah,” kata Ma'ruf kepada wartawan.
Ia mengaku tidak menargetkan perolehan suara harus mencapai jumlah tertentu di Jawa Barat. Namun, ia optimistis kemenangan bisa diraih di tanah pasundan.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengamati sejumlah motor custom pada pameran Komunitas Kreatif, di Jalan Braga, Kota Bandung, Ahad (11/11).
Ia mengatakan tim pemenangan dan partai koalisi sudah solid untuk mencapai kemenangan pada Pilpres 2019 mendatang. Kunjungan ke partai koalisi pun untuk memberikan semangat agar kader partai pengusung di daerah bisa bekerja keras memenangkan Jokowi-Ma’ruf di Jabar.
Sebab, katanya, gelaran Pilpres ini bersamaan dengan Pemilihan Legislatif (Pileg). Hal ini tentu membuat konsentrasi partai dan kadernya harus bisa dibagi dengan baik.
“Kami harapkan PKB Jawa Barat ada sumbangan besar memenangkan Jokowi-Maruf Amin,” ujar Jokowi.
Tekad Jokowi dan optimisme Ma’ruf ini diamini oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Ia menyatakan pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 akan memperoleh kemenangan besar di Jawa Barat pada Pilpres 2019.
"Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf akan menang besar di Jawa Barat. Karena Jawa Barat ini basis Partai Golkar," kata Airlangga di Jakarta, Ahad.
Menurut Airlangga Golkar memiliki basis kuat di Jawa Barat bagian utara dan selatan. Jika mesin Golkar terus bekerja dia meyakini kemenangan besar Jokowi-Ma'ruf di Jawa Barat akan diraih.
Pada Ahad pagi, Airlangga juga mengungkapkan sempat mendampingi Presiden Jokowi berkeliling Bandung. Dia menilai aktivitas Jokowi menyapa warga Bandung, Jawa Barat, akan signifikan mendongkrak elektabilitas.
Airlangga yang juga merupakan Menteri Perindustrian itu memprediksikan kemenangan Jokowi-Ma'ruf di atas 50 persen di Jawa Barat pada Pilpres 2019.
Mesin politik
Suhud Aliyudin. (ANTARA)
Golkar merupakan partai peringkat kedua di Jabar pada Pemilu 2014. Partai berlambang pohon beringin ini meraih 17 kursi di DPRD Jawa Barat, hanya kalah tiga kursi dari PDIP dengan 20 kursi.
Jika jumlah kursi partai pendukung kedua pasangan di DPRD Jabar periode ini merefleksikan peta kekuatan capres mendatang maka Jokowi-Ma’ruf harus bersaing ketat dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sebab, perbedaan kursi pada lima partai papan atas di Jabar sangat ketat.
Menilik lima partai papan atas di DPRD Jabar, PDIP dan Golkar mengantongi 37 kursi. Sementara, partai pendukung Prabowo-Sandiaga (PKS, Partai Demokrat, dan Partai Gerindra) memiliki 41 suara.
Kekuatan PKS selaku partai nomor tiga di Jawa Barat ini yang berpotensi menyulitkan Jokowi-Ma’ruf. Direktur Pencapresan PKS Suhud Alynudin mesin politik PKS di Jabar sangat kuat hal itu terbukti pada Pilkada Jawa Barat lalu yang mampu mendongkrak elektabilitas Sudrajat-Ahmad Syaikhu dalam waktu singkat.
Karena itu, Suhud merasa yakin Prabowo-Sandi bisa menang tipis di Jawa Barat. Suhud mengatakan pemilih di Jawa Barat adalah pemilih yang memiliki ikatan emosional yang kuat dengan PKS dan Prabowo.
"Tidak mudah untuk beralih pilihan. Kami yakin pemilih di Jabar akan tetap loyal dan memilih pasangan Prabowo-Sandi," kata Suhud saat dihubungi Republika, Ahad (11/11).
Selain itu, ia mengaku tidak khawatir dengan terpilihnya Ridwan Kamil dan Uu Rhuzanul Ulum bisa mempengaruhi elektoral pasanga Jokowi - KH Ma'ruf Amin. "Pemilih di Jawa Barat itu unik. Mereka relatif rasional dan independen dalam menentukan pilihan," tuturnya.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga juga mengaku tak khawatir dengan pengaruh Ridwan Kamil-Uu pada Pilpres 2019 di Jabar. BPN berpendapat, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 masih mampu mempertahankan suara di Jabar meski berseberangan dengan kang Emil.
“Enggak masalah, saya rasa tidak akan ada dampak apa-apa ya," kata Juru Bicara BPN Andre Rosiade, Ahad (11/11) di Jakarta.
Menurut Andre Rosiade, kemenangan yang diperoleh Emil pada Pilkada Jabar sebelum dia mengungkapkan dukungan terhadap calon presiden Joko Widodo (Jokowi). Selain itu, dia menambahkan, mantan wali kota Bandung itu hanya memiliki dukungan 32,88 persen suara di Jabar.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Gerindra Andre Rosiade (kanan).
Faktor Emil-Uu hingga tak solidnya koalisi
Pengamat Politik Universitas Padjajaran (Unpad) Idil Akbar menilai keyakinan Jokowi meraih kemenangan di Jabar, di antaranya didasari pada kemenangan Emil-Uu sebagai gubernur dan wakil gubernur di Jawa Barat. “Partai pengusung Emil dan Uu adalah partai yang juga ikut mengusung Jokowi-KH Ma'ruf Amin," kata Idil saat dihubungi.
Ia menilai jejaring kepartaian yang mengusung Emil-Uu bisa mempengaruhi kemenangan Jokowi-Ma'ruf di Jawa Barat. Jejaring yang dimiliki Emil juga memiliki andil dalam konteks mempengaruhi hubungan masyarakat ke Jokowi.
"Jadi ya memang cukup memberikan pengaruh, hanya memang perlu kerja keras, ya,"
Pakar Politik Universitas Padjajaran (Unpad) Muradi juga menyebut Jokowi-Ma’ruf bisa menang jika mesin pemenangan Emil-Uu telah bekerja. "Trennya sudah bagus, tetapi mesinnya Emil dan Uu belum panas karena mereka masih fokus 100 hari di dalam kan," ujarnya.
Muradi juga menilai pernyataan beberapa partai pengusung seperti Partai Demokrat dan PAN yang secara ekplisit mengungkapkan tidak fokus memenangkan Prabowo-Sandiaga bisa menguntungkan Jokowi-Ma'ruf. Tidak hanya itu, ia juga melihat mesin partai PKS tidak berjalan optimal.
Ia menambahkan kemunculan Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) yang diinisiasi Anis Matta bisa menjadi ancaman yang serius bagi kubu Prabowo. "Kalau memang betul PKS mesin partainya tidak optimal, saya kira menjadi advantage buat Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin," ungkapnya.