Ahad 11 Nov 2018 13:42 WIB

2020, TIM Akan Jadi Simpul Budaya Jakarta

Pembangunan diperkirakan akan menelan dana hingga Rp 1 triliun.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Gita Amanda
Penari dan musisi tradisional tampil saat mengikuti Cikini Karnaval di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (10/11/2018).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Penari dan musisi tradisional tampil saat mengikuti Cikini Karnaval di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (10/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sedang merencanakan untuk merevitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), dan revitalisasi ini ditargetkan akan rampung pada dua tahun ke depan. TIM akan dirancang menjadi simpul dari seluruh Budaya yang ada di DKI Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pembangunan yang memakan waktu dua tahun ini diperkirakan akan menelan dana hingga Rp 1 trilliun. “Kita ingin agar bukan hanya direvitalisasi gedungnya, tapi yang tidak kalah penting kita ingin membangun ekosistem seni budaya di Jakarta. Dan TIM adalah salah satu simpulnya,” ujar dia di Jakarta, Ahad (11/11).

Rencana revitalisasi TIM ini, telah dicanangkan sejak kemarin malam dengan melihat dua aspek, yakni aspek kerasnya berupa infrastruktur. Kemudian aspek kedua, adalah budayanya, Jakarta harus membangun kembali ekosistem budaya.

“Pembangunan akan dimulai awal tahun depan. Insyaallah akan berjalan dua tahun, dan ini akan memakan biaya sebesar Rp 1 triliun selama dua tahun prosesnya.Tapi yang harus jadi ekosistem adalah Jakarta-nya. Jakarta harus jadi ekosistem budaya,” jelas Anies.

Pemprov DKI Jakarta mengajak masyarakat melihat kembali sejumlah seni ibu kota yang mulai dibangkitkan lagi, seperti di sepanjang Jalan Sudirman ada kegiatan musik, kemudian nanti akan dilanjutkan membangun seni tari dan seni lukis kembali.

“Seluruh kegiatan seni kita fasilitasi. Karena kita ingin melahirkan seniman-seniman kelas dunia dari Jakarta ini. Dan itulah usaha revitalisasi TIM itu bagian dari membawa Jakarta menjadi pusat kebudayaan di Asia,” papar mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement