Ahad 11 Nov 2018 13:24 WIB

KH Ma'ruf Amin Ajak Warga Ingat Jasa Pahlawan

Tanpa jasa pahlawan, NKRI hanya tinggal nama.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Indira Rezkisari
Anugerah Syariah Republika 2018. Ketua Dewan Syariah nasional MUI KH Maruf Amin menyampaikan sambutan saat Anugerah Syariah Republika (ASR) 2018 di Jakarta, Kamis (8/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Anugerah Syariah Republika 2018. Ketua Dewan Syariah nasional MUI KH Maruf Amin menyampaikan sambutan saat Anugerah Syariah Republika (ASR) 2018 di Jakarta, Kamis (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden KH Ma'ruf Amin mengajak masyarakat khususnya di Bandung untuk mengenang jasa para pahlawan. Dia mengatakan, kemerdekaan tidak akan bisa diraih tanpa upaya yang dilakukan para pahlawan tersebut.

"Andaikata kita tidak berhasil mengusir penjajah, maka NKRI hanya tinggal nama. Tetapi berkat ada perlawanan yang gigih dari para pahlawan, maka para penjajah dapat diusir," kata Kiai Ma'ruf dalam keterangan resmi, Ahad (11/11) di Bandung.

Ajakan itu disampaikan Ma'ruf dalam acara senam sehat bersama warga Kota Bandung yang tergabung dalam Sadulur Salembur Ki Sunda Jawa Barat. Kegiatan yang dilaksanakan Ahad (11/11) pagi di kawasan Jalan Buah Batu itu diikuti ribuan warga, khususnya ibu-ibu.

Ketua Sadulur Salembur Ki Sunda Jawa Barat, Haidi M Hidayat, menyatakan pihaknya sangat senang menerima kehadiran Kiai Ma'ruf. Bagi=nya, sosok Kiai Ma'ruf adalah pemersatu yang sangat dihormati semua kalangan.

"Insya Allah Kiai Maruf Amin mampu membawa warga Jawa Barat menjadi lebih maju," kata Haidi di hadapan ribuan peserta.

Sebelumnya, Ma'ruf meminta semua pihak telebih oposan untuk berpikir dan bersikap obyektif. Hal itu dia ungkapkan saat memberikan sambutan dalam acara peresmian Rumah dan deklarasi Relawan yang mengatasnamakan Barisan Nusantara (Barnus) di kawasan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11) kemarin.

Dalam kesempatan itu, dia menyindir orang-orang yang kerap mengkritik kinerja Presiden Jokowi. Dia mengibaratkan hanya orang 'budek' dan 'buta' saja mengkritik perkembangan pembangunan yang dikerjakan Jokowi.

Pernyataan itu, kemudian mendapat respons dari oposisi. Mereka mengkritisi istliah budek dan buta yang digunakan Ma'ruf tersebut.

Belakangan, Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) mengklarifikasi penggunaan metafora tersebut. KIK mengatakan, ungkapan dilontarkan pendamping Joko Widodo itu untuk lebih menegaskan kinerja yang telah dilakukan pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement