REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mengatakan, kondisi jenazah korban Lion Air PK-LQP yang sudah lama menyebabkan proses identifikasi lebih panjang. Polisi akan mengedepankan prinsip ketelitian.
"Tentunya prosesnya akan lebih panjang. Prinsip yang diutamakan adalah masalah ketelitian dan kehati-hatian, sebanyak sampel yang ada, caranya untuk membuat sampelnya itu ada, itu perlu waktu, karena ini menyangkut individu," kata Vice Commander DVI Polri Kombes Pol Triawan Marsudi, Sabtu (10/11) kemarin.
Ia menegaskan, proses identifikasi yang dilakukan timnya tidak mengejar kecepatan melainkan ketelitian. Hal tersebut dilakukan agar proses identifikasi ini dapat berjalan secara optimal. "Intinya kami tidak mengejar kecepatan tapi ketelitian dan kehati-hatian," katanya.
Baca juga, Dokter Ini Sempat Kirim Foto di Pesawat Lion Air yang Jatuh.
DVI Commander Polri, Kombes Pol Lisda Cancer mengaku, timnya mengalami kendala saat mengidentifikasi korban yang sudah hampir dua pekan berada di perairan. "Jadi tentunya di hari yang ke-13, tentunya body part sudah mulai berkurang (kondisinya). Artinya akan akan memberikan sedikit kesulitan," ujar Lisda di Gedung Sentra Visum dan Medikolegal RS Polri Kramat Jati.
Kendati demikian, Ia meyakinkan, pihaknya akan tetap bekerja secara maksimal terhadap bagian tubuh yang baru ditemukan dia tas H+10 jatuhnya pesawat nahas tersebut. DVI Polri yakin dapat mengidentifikasi korban.
"Jadi nanti teknologi DNA nya yang akan bermain. Kalau misalnya nanti sampelnya tidak keluar, hasilnya sudah tidak bagus, hasilnya tidak keluar, akan diulang lagi prosesnya, dengan teknologi yang lain," ucapnya.