REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kejuaraan nasional (kejurnas) olahraga barongsai resmi dibuka di Kota Padang, Sumatra Barat pada Jumat (9/11) kemarin. Ratusan peserta dari 13 provinsi ikut unjuk gigi dalam kompetisi yang digelar oleh Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) kali ini.

Uniknya, barongsai yang dilombakan tak sekadar dianggap sebagai olahraga namun juga kesenian yang merupakan warisan budaya Cina yang membaur dengan tradisi lokal. Setidaknya ada sembilan kategori yang dilombakan di GOR Himpunan Bersatu Teguh (HBT) di kawasan Pecinan Pondok, Kota Padang hingga Ahad (11/11) besok, termasuk naga kecepatan, barongsai tradisional, hingga naga halang rintang.

Atlet barongsai tampil di nomor naga kecepatan dalam Kejurnas Olahraga Barongsai di Kota Padang, Sabtu (10/11).

Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno dalam sambutannya menyebutkan bahwa barongsai merupakan jenis olahraga yang sulit karena menggabungkan koordinasi gerak tubuh dan seni pertunjukan yang rumit. Apalagi, lanjutnya, barongsai sendiri lahir dari kebudayaan masyarakat Tionghoa yang mengedepankan keselerasan gerak. Meski lahir dari etnis Tionghoa, lanjut Irwan, olahraga dan kesenian barongsai sudah menjadi jati diri masyarakat Indonesia secara menyeluruh.

"Keunikan dan tingkat kesulitan yang tinggi menjadikan barongsai sebagai salah satu daya tarik wisata budaya. Justru ini yang harus dilestarikan agar kita tak kehilangan aset bangsa," kata Irwan, Jumat (9/11).

Hingga Sabtu (10/11) ini, seluruh provinsi masi berkompetisi untuk meraih peringkat terbaik. Ketiga belas provinsi yang ikut tampil adalah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, dan Riau. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika