REPUBLIKA.CO.ID,
SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menegaskan tidak akan memberikan santunan kepada para korban meninggal maupun luka-luka atas insiden drama kolosal 'Surabaya Membara' yang digelar di Viaduk Jalan Pahlawan, Surabaya pada Jumat (9/11). Dilaporkan sebelumnya, tiga orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
"Kita tidak ada itu (santunan). Nanti kalau begitu semua akan begitu, tidak bisa seperti itu. Ini sudah sudah saya sampaikan ke sekda (sekretaris daerah)," kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini usai upacara Hari Pahlawan di Taman Surya Surabaya, Sabtu (10/11).
Pemkot Surabaya akan merawat tuntas semua korban yang sampai saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Soewandhie. "Kami juga lihat uang kita tidak ada tunai. Ini pun untuk penghargaan Hari Pahlawan, kami urunan," ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto sebelumnya mengatakan acara 'Surabaya Membara' yang mengakibatkan tiga orang meninggal dan belasan orang luka-luka, bukan kegiatan dari Pemkot Surabaya. Menurutnya, tidak ada permintaan pengamanan dan kesehatan dari Pemkot Surabaya. "Dari kami tidak ikut terlibat," katanya.
Meski demikian, lanjut dia Pemkot Surabaya ikut membantu evakuasi para korban yang terluka untuk dibawa ke rumah sakit. Pemkot juga melakukan pendataan para korban meninggal dan terluka agar bisa dihubungkan dengan pihak keluarga.
Menurut dia, kejadian tersebut berawal dari penonton yang melihat Surabaya Membara dari atas viaduk yang berdekatan dengan rel kereta api. Namun, lanjut dia, pada saat kereta api melewati viaduk tersebut, belasan terjatuh dari atas viaduk.
Data sementara yang dihimpun atas kejadian tersebut yakni tiga orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka. Sebanyak 12 orang dirawat ke RSUD Soewandhie, empat dirawat di RSUD Soetomo dan tiga orang dirawat ke RS PHC.
Baca juga, Insiden Drama Kolosal di Surabaya, Polda Jatim: Tiga Tewas