REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Selama lima hari ke depan (10-14 November) di beberapa wilayah DIY potensi berpotensi hujan lebat.
Kepala Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta Agus Sudaryanto menjelaskan adanya aktivitas aliran massa udara basah fenomena Madden Julian Oscilation (MJO) dari Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera yang menuju ke wilayah Indonesia terutama Jawa. Hal itu menyebabkan kondisi atmosfer wilayah tersebut sangat basah dan adanya konvergensi (pertemuan dan perlambatan kecepatan angin) di wilayah Jawa yang dapat memicu pertumbuhan awan konvektif
"Hal itu menyebabkan yang potensi terjadinya hujan intensitas lebat disertai petir atau kilat dan angin kencang di beberapa wilayah DIY," kata Agus, Sabtu (10/11) dini hari WIB.
Adapun wilayah di DIY yang berpotensi hujan lebat adalah Kabupaten Kulonprogo (Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, Kokap, Nanggulan), Kabupaten Sleman (Turi, Cangkringan, Pakem, Tempel, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Seyegan, Minggir), Kabupaten Gunungkidul (Semin, Ngawen, Gedangsari, Patuk, Girisubo, Tepus, Tanjungsari, Saptosari, Panggang), Kabupaten Bantul (Kretek, Pundong, Imogiri, Dlingo), dan Kota Yogyakarta.
Dengan adanya situasi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG DIY mengeluarkan beberapa imbauan pada masyarakat, yaitu mewaspadai potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor, mewaspadai kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh, serta tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat atau petir.