Jumat 09 Nov 2018 04:55 WIB

Wisata Hutan Bambu Bekasi Bangkitkan Ekonomi Warga

Objek wisata bantaran Kali Bekasi ini ramai pada empat hari terakhir.

Pengunjung beraktivitas di areal Wisata Konservasi Hutan Bambu di bantaran Kali Bekasi, Margahayu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/11/2018). Kawasan konservasi hutan bambu yang dibuat swadaya oleh masyarakat sekitar tersebut menjadi destinasi wisata baru dan akan dikembangkan melalui kerja sama dengan Pemerintah Kota Bekasi.
Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Pengunjung beraktivitas di areal Wisata Konservasi Hutan Bambu di bantaran Kali Bekasi, Margahayu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/11/2018). Kawasan konservasi hutan bambu yang dibuat swadaya oleh masyarakat sekitar tersebut menjadi destinasi wisata baru dan akan dikembangkan melalui kerja sama dengan Pemerintah Kota Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Destinasi wisata Hutan Bambu di Kampung Bekasi Jati, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai membangkitkan ekonomi warga sekitar. Objek wisata bantaran Kali Bekasi ini ramai pada empat hari terakhir sejak diresmikan pemerintah setempat.

"Awalnya cuma saya yang membuat saung untuk berdangan makanan dan minuman dingin di di Hutan Bambu ini sejak 2016. Namun, sejak dijadikan kawasan wisata oleh pemerintah, mulai banyak konsumen dari kalangan wisatawan yang belanja di sini," kata Warga RW26 Kampung Bekasi Jati, Susanto (36), di Bekasi, Kamis (8/11).

Ia pun menerangkan objek wisata yang berjarak tempuh sekitar 15 menit dari Gerbang Tol Bekasi Barat itu mulai mendatangkan wisatawan lokal pascaviral di media sosial. Potensi ekonomi dari kehadiran wisatawan tersebut ditangkap warga sekitar dengan membuka lapak dagangan berupa kue basah, makanan ringan dan berat, minuman hingga bibit tanaman.

"Saya dan istri berjualan minuman hangat dan dingin. Lumayan (pendapatannya) untuk jajan anak," katanya.

Lapak tersebut berada di dekat gerbang utama Hutan Bambu berupa saung sepanjang 300 meter yang disekat menjadi tujuh lokal. Pedagang yang mayoritasnya ibu rumah tangga itu menawarkan jajanan berupa kopi, gorengan hingga makanan berat kepada setiap wisatawan yang datang.

Bahkan, Susanto saat ditemui tengah mempersiapkan potongan bambu untuk perluasan tempat usahanya itu. “Saya mau perluas lagi lapaknya supaya dagangan juga lebih bervariasi," katanya.

photo
Pengunjung beraktivitas di areal Wisata Konservasi Hutan Bambu di bantaran Kali Bekasi, Margahayu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/11/2018). (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)

Pedagang tanaman, Nidih (51), memilih menawarkan bibit tanaman jenis pucuk merah, tapak merah, bakau dan lainnya sebagai 'buah tangan' untuk wisatawan. "Kalau makan dan minum sudah banyak yang jualan, saya lebih baik jual tanaman karena memang hobi saya juga," katanya.

Nidih sesekali nampak menanam sejumlah pohon bambu yang dibesarkannya di area hutan agar berfungsi untuk merekatkan lahan bantaran sungai. "Tanaman yang saya jual ini baru persiapan hari ini, tapi yang sudah besar-besar lebih baik saya tanam di Hutan Bambu biar lebih asri," katanya.

Warga di RW 26 Kaampung Bekasi Jati juga banyak yang diberdayakan sebagai pengendara perahu dengan bayaran Rp 10 ribu per penumpang. "Jarak tempuh sekali jalan bisa sampai 2 kilometer ke arah Rawapanjang dan kembali ke Dermaga Cinta. Untuk saat ini masih harga promosi Rp10 ribu per orang," kata Dadan (33).

Destinasi wisata Hutan Bambu saat ini mulai menarik minat kalangan wisatawan pascaviral di sejumlah media sosial oleh kalangan netizen. Slah satunya Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono.

Hutan Bambu yang beridiri di bantaran sungai seluas total 2,6 hektare itu dilengkapi dengan sejumlah fasilitas penunjang berupa dermaga, perahu boat, zona bermain anak, saung pertemuan dan lainnya. Wisata andalan di lokasi itu adalah transportasi sungai, penakaran burung hingga Dermaga Cinta yang banyak diakses wisatawan sejak hari pertama operasionalnya pada Ahad (4/11).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement