Jumat 09 Nov 2018 01:54 WIB

Di Praha, Indonesia Perkenalkan Konsep Diplomasi Damai

Dialog lintas agama dan budaya fitur tetap diplomasi soft power Indonesia sejak 2004

Rep: Wachidah Handasah/ Red: Nashih Nashrullah
Konferensi Solusi Perdamaian Interfaith dan Interkultural Konflik di Praha, Ceko
Foto: dok istimewa
Konferensi Solusi Perdamaian Interfaith dan Interkultural Konflik di Praha, Ceko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Kerja sama yang lebih erat diperlukan antara pemerintah, masyarakat madani, media, pemimpin agama, dan masyarakat di akar rumput dalam upaya menyelesaikan konflik-konflik agama, budaya, maupun global.

Pernyataan itu disampaikan Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Cecep Herawan pada penutupan Interfaith and Intercultural Conference bertema “Reaching Out to the Outher: Overcoming Intercultural Conflicts’’ di Praha, Ceko.    

“Mediasi, dialog, dan bina perdamaian adalah kunci penyelesaian konflik,” kata dia dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Kamis (9/11).  

Dia mengatakan, sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB periode 2019-2020,  Indonesia akan semakin aktif mendorong habit of dialogue dan kemitraan global untuk memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global dalam memerangi segala bentuk terorisme dan ekstremisme.  

Pada kesempatan yang sama, peneliti senior pada The Wahid Institute dan dosen senior Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Dadi Darmadi menambahkan  keterlibatan komunitas lokal atau masyarakat madani dengan nilai-nilai kearifan lokalnya sangat penting dan dibutuhkan dalam penanganan konflik budaya maupun agama di Indonesia.

Peneliti senior pada The Habibie Center dan dosen senior pada London School of Public Relations Jakarta  Rudi Sukandar menekankan pentingnya memprioritaskan pendekatan non-sekuriti dan keterlibatan pemuda dalam pencegahan dan penyelesaian konflik. 

Rudi berkesempatan tampil pada sesi ketiga konferensi yang dihadiri lebih dari 150 orang, yang terdiri dari akademisi, think thank, praktisi, korps diplomatik, dan media.

Selaku tuan rumah penyelenggaraan forum ini, Wakil Menteri Luar Negeri Republik Ceko,  Lukáš Kaucký menyampaikan apresiasi atas kehadiran Pemerintah Indonesia untuk berbagi pengalaman terbaik mengenai inisiatif dan upaya Indonesia dalam mengelola keharmonisan di tingkat nasional maupun global. 

“Utamanya terkait mediasi konflik Rohingya, Afghanistan, dan Palestina serta inisiatif bina perdamaian  pada kerangka Peacebuilding Commission  sejak 2006,” kata dia. 

Pada konferensi satu hari penuh tersebut, Indonesia menyampaikan pandangan mengenai penyelesaian konflik dari perspektif dunia Islam dan pentingnya kerja sama pemerintah dengan kalangan akar rumput dalam penyelesaian konflik di masyarakat.

Indonesia telah berpartisipasi aktif pada konferensi ini sejak pertama kali diselenggarakan pada April 2016. Konferensi internasional yang telah berlangsung produktif di Czernin Palace ini menekankan pentingnya dialog, komunikasi, dan cara-cara damai seperti mediasi serta bina perdamaian dalam penyelesaian konflik.

Konferensi yang sudah memasuki tahun ketiga ini terselenggara atas kerja sama Kementerian Luar Negeri Republik Ceko serta beberapa lembaga think thank, antara lain Institute of International Relations Prague, Organisasi Kerja Sama Islam/Prague Group, dan Anna Lindh Foundation.

Konferensi ini dihadiri oleh sejumlah ahli, akademisi, kalangan diplomatik dan organisasi internasional dari beberapa negara seperti Ceko, Austria, Pakistan, Inggris, Jerman, Serbia, Kuwait, Turki, serta Uni Emirat Arab.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement