REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kakek Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, AR Baswedan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden RI Joko Widodo, Kamis (8/11). Dia teringat, pesan sang kakek kepadanya untuk terus membaca.
“Beliau, pesan pada saya ya ada waktu kosong baca, jangan pernah ada waktu kosong,” kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (8/11).
Dia mengatakan, kakeknya yang dulunya adalah seorang jurnalis itu menyukai membaca dan menulis. Ada sebanyak sekitar 5.000 buku warisan dari kakeknya yang diwariskan kepada Anies.
“Karena dia menulis, terus beliau itu warisannya ada sekitar 5.000 buku. 5.000 buku itu sekarang ada di rumah saya. Kalau anda lihat di Joglo itu ada buku-buku warisan beliau bahasa Inggris Belanda Arab itu lancar beliau dan Prancis paham,” kata Anies.
Anies mengatakan, sepanjang hayatnya, kakeknya itu tak pernah berhenti membaca dan menulis. Kakeknya juga tak sering berdialog dengan siapa saja.
Pesan kakeknya yang lain terhadap Anies, adalah terus menjaga persahabatan dengan orang lain, walaupun memiliki pemikiran yang berbeda. Dia juga menceritakan, kakeknya itu selalu mendorong anak-anak muda yang memberontak.
Anies juga menceritakan, dia selalu ditugasi oleh kakeknya untuk menjadi juru ketik kakeknya. “Nah ketika SD, beliau tiap hari kirim surat. Saya jadi juru tulisnya. Jadi duduk di mesin ketik. Saya yang ketik, dia yang mendikte,” kata dia.
Meskipun begitu, Anies tak ingat apa yang dia tulis. Namun hal yang paling dia ingat adalah, di akhir surat selalu terdapat pernyataan bahwa yang mengetik adalah Anies.
“Selalu kalau habis mendikte, di ujung surat itu selalu bilang 'surat ini saya diktekan dan diketik oleh cucu saya Anies',” kata Anies mengenang kakeknya.
Presiden Jokowi hari ini memberikan anugerah gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh dari berbagai daerah. Pemberian gelar pahlawan ini berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 123/TK/Tahun 2018 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Keenam tokoh yang mendapatkan anugerah gelar pahlawan nasional tersebut yakni Depati Amir dari Bangka Belitung, Abdurrahman Baswedan dari DI Yogyakarta, Pangeran Muhammad Noor dari Kalimantan Selatan. Selanjutnya, tokoh yang dianugerahi gelar pahlawan adalah Kasman Singodimedjo dari Jawa Tengah, Brigjen KH Syam'un dari Banten, serta Agung Hj. Andi Depu dari Sulawesi Barat.