Kamis 08 Nov 2018 13:39 WIB

Pemimpin Besar = Guru Hebat

Pemimpin harus melahirkan pemimpin yang lebih hebat darinya.

Hadiyanto Arief
Foto:

Kepercayaan adalah komponen terpenting dalam scenario belajar apapun.  Bahkan dalam dunia pesantren, percaya kepada kyai dan guru adalah syarat mutlak keberadaan santri di pondok.

Santri boleh saja belum faham ajaran kyainya, namun ia harus tetap percaya bahwa yang diajarkan akan memberi manfaat untuk masa depannya. Jika ia tidak percaya, haram hukumnya berada di pondok.

Dalam film Karate Kid, ketika sang anak yang ingin berguru kepada kungfu master, ia tak lalu langsung diajarkan jurus jurus kungfu, tetapi malah diminta untuk mengepel, mengecat, mencuci dan sebagainya.

Ia hanya harus percaya kepada gurunya, bahwa ada manfaat dari setiap gerakan yang ia lakukan dalam pekerjaan2 itu. Hanya murid yg sabar dan percaya sepenuhnya yg bisa mengambil manfaat terbesar dari apa yg diajarkan oleh gurunya.

Ketiga, pemimpin besar dan guru hebat adalah juga teladan yang baik.

Pemimpin yang besar memimpin dengan contoh nyata kehidupan yang ia jalani. Mereka besar bukan dengan ceramah atau pidato, tetapi karena keteladanan dan keteguhan hidup yang mereka lakukan. Lihatlah kehidupan para nabi. Hidupnya adalah pengorbanan untuk umat mereka.

Pola keteladanan inilah yang dipertahankan dan dilestarikan dalam pendidikan pesantren.

Itulah kenapa Kyai sebuah pondok harus tinggal di lingkungan yang sama dengan santrinya. Karena anak membutuhkan contoh teladan yang bisa ia saksikan dan rasakan langsung dalam kehidupan mereka sehari hari. Tidak hanya MEMBERI contoh, tetapi MENJADI contoh.

Meminjam istilah Kyai Hasan Sahal, tidak ada keberhasilan tanpa disiplin, tidak ada disiplin tanpa keteladanan.

Ketiga kemampuan pendidik yang diungkapkan oleh Gordon Tregold di atas nampaknya sulit didapatkan dan berkembang didalam sistem sekolah yang hanya sekedar menjalani konsep yang bertitik berat pada kemampuam akademis semata. Konsep pendidikan yang berorientasi nilai angka hasil ujian. Konsep "menuang air ke gelas kosong".

Namun, ia akan terus berkembang dan bertahan di dalam sistem pendidikan yang lebih utuh mendidik peserta didik.

Pendidikan yang sesuai dengan konsep 'anti-intelektualisme', konsep dan cita2 bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara. Konsep pendidikan merawat tunas pohon untuk tumbuh sesuai kodratnya.

Pendidikan yang banyak ditemukan didalam pendidikan ala pesantren.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement