Kamis 08 Nov 2018 06:38 WIB

Polemik Bendera di Kediaman HRS, Konspirasi atau Bukan?

Kemenlu siap memberikan bantuan ke HRS.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Habib Rizieq Shihab memberi keterangan kepada awak media di sela pemeriksaan di Markas Polda Jawa Barat, Senin (13/2/17)
Foto: Mahmud Muhyidin
Habib Rizieq Shihab memberi keterangan kepada awak media di sela pemeriksaan di Markas Polda Jawa Barat, Senin (13/2/17)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pemeriksaan Habib Rizieq Shibab oleh kepolisian Saudi menjadi sorotan. Kali ini, bukan soal masalah izin tinggal, melainkan pemasangan bendera warna hitam yang disebut dilakukan di depan kediaman Habib Rizieq. Bendera itu dilaporkan karena ditengarai sebagai simbol gerakan ekstremis.

Sampai saat ini, belum ada konfirmasi langsung dari Habib Rizieq. Apakah benar ia yang memasang bendera tersebut? Atau memang ada pihak lain yang sengaja menempelkan bendera? Kebenaran ia ditahan karena bendera itu juga masih kontorversi.

Kapitra Ampera yang mengaku masih sebagai pengacara Rizieq mengatakan,  pertanyaan polisi pada Habib Rizieq hanya seputar mengonfirmasi soal bagaimana bendera itu bisa ada di tembok depan rumahnya. “Dikonfirmasi saja, apa ini maksudnya, segala macam. Siapa yang nempel. Nggak ada apa-apa cuma dikonfirmasi biasa saja. Gak ada masalah,” ucap dia.

Namun, tidak diketahui siapa yang memasang bendera itu di sana. Kapitra pun menjelaskan, kalau bendera itu tidak dipasang oleh Habib Rizieq. Hingga kini, kepolisian Arab Saudi masih mencari siapa yang menempelkan bendera itu di tembok kediaman Habib Rizieq. "Itu (kejadiannya) sekitar tiga sampai empat hari lalu. Sekarang sudah rampung," ujar Kapitra.

Duta Besar Indonesia di Riyadh Agus Maftuh Abegebriel mengonfirmasi ihwal pemeriksaan tersebut. Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab ditahan kepolisian Arab Saudi di kediamannya di Makkah, Arab Saudi, Senin (5/11) pukul 08.00 waktu setempat.

"Pada saat tersebut sempat dilakukan pemeriksaan singkat terhadap MRS oleh kepolisian Makkah," tulis Duta Besar Indonesia di Riyadh pada keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Rabu (7/11).

Setelah diperiksa di kediamannya, Habib Rizieq lantas dibawa ke kantor Mabahis 'Aamah (intelijen umum). Kemudian, ia diserahkan kepada kepolisian sektor Masyuriah Kota Makkah, Selasa (6/11) pukul 16.00 waktu setempat. "(Pada) 6 November 2018 pukul 20.00 Waktu Saudi, dengan didampingi oleh staf KJRI, MRS dikeluarkan dari tahanan kepolisian Makkah dengan jaminan," lanjutnya.

Pihak kedutaan besar RI di Arab Saudi menyatakan, akan selalu intens berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait ihwal yang sebenarnya terjadi dan dituduhkan kepada Habib Rizieq. "Dubes berharap, hanya masalah overstay saja yang merupakan pelanggaran imigrasi," ujarnya.

Kedutaan besar mengkhawatirkan jika yang dituduhkan kepada Habib Rizieq terkait

keamanan Kerajaan Arab Saudi. Jika hal keamanan yang dituduhkan, lanjutnya, maka lembaga yang akan menangani adalah lembaga superbody Arab Saudi yang ada di bawah Raja yang dikenal dengan Riasah Amni ad-Daulah atau Presidency of State Security.

Baca juga, Kemenlu: Pemerintah Tetap Dampingi Pemeriksaan Habib Rizieq.

Baca juga,  Dubes: HRS Sempat Ditahan Kepolisian Arab Saudi.

KBRI Riyadh dan KJRI Jeddah menjamin akan selalu memberikan pendampingan kekonsuleran dan pengayoman kepada MRS dan seluruh WNI para ekspatriat Indonesia yang menghadapi masalah hukum berada di Arab Saudi. "KBRI dan KJRI akan mewakafkan diri untuk pemihakan dan pelayanan kepada seluruh ekspatriat Indonesia di Arab Saudi," katanya.

Membantah HRS Ditahan

Sementara, Sugito Atmo Pawiro yang juga mengaku sebagai pengacara Habib Rizieq  membantah pemberitaan yang menyebutkan Habib Rizieq ditahan aparat keamanan Arab Saudi  "Tidak ada ditahan," katanya kepada Republika.co.id, Rabu (7/11) dini hari. Kalaupun itu benar, menurut dia, Habib Rizieq kemungkinan hanya pemeriksaan biasa.

Sugito enggan menyebut persoalan apa yang membuat Habib Rizieq bersoalan dengan aparat keamanan Saudi. Karena ia sendiri belum berkomunikasi lagi dengan Habib Rizieq. "Saya belum komunikasi lagi, soal itu kan saya ditanya dari kawan media soal foto, apa benar? Saya jawab belum tahu," ujarnya.

Senada dengan Sugito, dai kondang dan sosok yang dikenal sebagai orang dekat Habib Rizieq, Ustaz Haikal Hassan, juga membantah dengan keras adanya berita soal penangkapan Imam besar Front Pembela Islam (FPI) di Arab Saudi. Menurutnya, meluasnya berita tersebut merupakan fitnah keji yang dilakukan oleh pihak yang tak tertanggung jawab.

"Demi Allah. Bila sumpah seperti ini sekali saya katakan, maka sebagai sesama Muslim kalau menyebut sumpah ini wajib percaya. Nah, dalam hal ini saya katakan Habib Rizieq sekarang dalam keadaan tenang, sehat, dan damai di rumahnya di Makkah, Arab Saudi. Gak ada itu yang namanya soal penangkapan-penangkapan itu (kepada dia). Tolong luruskan berita yang beredar. Nggak bener itu,'' kata Ustaz Haikal Hassan, di Jakarta, Rabu (7/11).

Menurut Haikal, sebagai orang bebas Habib Rizieq bisa pergi ke mana saja. Jadi, menjadi aneh ketika dia bergerak atau bepergian ke mana saja terus menerus menjadi sorotan.

"Inilah aneh, (sebagai orang bebas, Red) orang mau ke kantor polisi, orang mau imigrasi, orang mau ke mal, orang mau ke masjid kenapa pada ribut. Kok ini kemudian dihubung-hubungkan soal adanya bendera tauhid-lah, ISIS, atau hal yang lainnya. Jelas semua ini fintah," ujarnya.

Meluasnya berita soal penangkapan Habib Rizieq itu, lanjut Haikal, harus diluruskan supaya publik paham dan tenang. "Tolong antum sebagai media, luruskan soal ini. Jadi, tidak benar berita yang tersebar (soal penangkapan Habib Rizieq Shihab) itu," katanya.

Adapun pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI memastikan akan tetap memberikan pendampingam hukum kepada Habib Rizieq Shihab (HRS). Kasus Rizieq, menurut Kemenlu, tak berbeda dengan persoalan WNI lainnya di luar negeri. 

"Bagi kami, kasus ini tidak berbeda dengan kasus WNI lainnya yang menghadapi permasalahan hukum di luar negeri," kata Direktur Perlindungan WNI Kemenlu RI Lalu Muhammad Iqbal di Jakarta, Rabu (7/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement