Rabu 07 Nov 2018 20:34 WIB

Keterwakilan Perempuan di Parlemen DIY Rendah

Motivasi perempuan untuk berkompetisi dalam politik relatif kecil.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Dukungan untuk caleg perempuan
Foto: www.antaranews.com
Dukungan untuk caleg perempuan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Keterwakilan perempuan di parlemen DIY masih rendah. Hal  itu dikarenakan salah satunya motivasi perempuan yang masih kecil untuk berkompetisi dalam politik. 

Deputi Pengelolaan Pengetahuan Institute for Development and Economic Analisys (IDEA) DIY, Triwahyuni Suci Wulandari mengatakan, pada umumnya perempuan yang nyaleg hanya untuk memenuhi kuota yang ditetapkan oleh KPU. Sementara, perempuan memiliki posisi yang strategis dan kapasitas dalam parlemen. 

"(Perempuan) Ini posisi strategis. Tidak hanya sebagai pemenuhan kuota, tapi bagaimana mereka memainkan itu untuk mengambil peran dan manjadi caleg dan membuat kebijakan yang pro perempuan," katanya di Hotel Arjuna, Yogyakarta, Rabu (07/11). 

Ia menuturkan, di beberapa daerah di Indonesia masih ditemui adanya bias gender. Untuk itu, perlu adanya keterwakilan perempuan di parlemen. 

Diharapkan, perempuan ini dapat melahirkan kebijakan-kebijakan yang pro perempuan. 

"Harapannya banyak caleg perempuan yang masuk di situ dan melahirkan kebijakan pro gender. Misalnya ada temen-temen difabel, mereka bisa menimbulkan kebijakan ramah difabel karena mereka yang merasakan," lanjutnya. 

Ia mengatakan, dari daftar calon tetap (DCT) yang telah diumumkan oleh KPU DIY, angka keterwakilan perempuan masih tidak jauh berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya. Hal ini membuktikan, keterwakilan perempuan masih rendah di DIY. 

"Itu ada sekitar 2.000-an caleg sedang berkompetisi di DIY. Perempuannya ada 1.329 orang, sisanya laki-laki," katanya. 

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Partisipasi Perempuan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) DIY, Nelly Tristiana mengatakan, rendahnya keterwakilan caleg perempuan ini disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya, kurangnya kepercayaan pemilih terhadap perempuan dibandingkan caleg laki-laki. 

Untuk itu, hal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan pelatihan terhadap caleg perempuan. Pelatihan ini, dilakukan dengan mengenalkan isu-isu yang ada di DIY terhadap caleg perempuan tersebut.

Berdasarkan pelatihan yang sudah dilakukan selama ini, lanjutnya, kapasitas dari caleg perempuan sudah cukup bagus. Hanya saja, masih ada anggapan dari masyarakat yang mengunggulkan caleg laki-laki dibanding perempuan. 

"Pemahaman mereka (caleg perempuan) sudah cukup bagus terhadap isu-isu yang sekarang harus kita selesaikan bersama. Hanya saja menjadi pemenang ini kan banyak faktor," lanjutnya.  

Untuk itu, perlu dilakukannya berbagai pelatihan terhadap caleg perempuan ini. Sehingga, diharapkan banyak caleg perempuan yang dapat terwakilkan di parlemen DIY pada pileg 2019 nanti. 

"Kita sudah melakukan banyak pelatihan bagi caleg yang hadir hari ini, sebagian sudah pernah kita latih. kemudian kita nantinya tentunya haraannya sebagian dari mereka betul-betul menjadi anggota legislatif di tahun 2019," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement