Rabu 07 Nov 2018 11:32 WIB

Warga Salatiga Masih Kesulitan Air Bersih

Kondisi terparah masih dirasakan warga Dusun Ploso dan Dusun Kembang

Rep: Bowo pribadi/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, SALATIGA -- Kendati hujan mulai turun dalam sepekan terakhir, dampak musim kemarau masih berlangsung di sejumlah kecamatan yang ada di wilayah Kota Salatiga, Jawa Tengah. Hingga saat ini, warga di sebagian wilayah Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga masih kesulitan untuk mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari- hari.

Kondisi terparah masih dirasakan oleh puluhan kepala keluarga (KK) warga Dusun Ploso dan Dusun Kembang, Kelurahan Randuacir serta Dusun Randuares, di Kelurahan Kumpulrejo. Guna membantu meringankan kesulitan warga tersebut, Relawan Inspirasi Rumah Zakat Kota Salatiga telah menyalurkan bantuan air bersih di lingkungan tersebut.

"Total sebanyak 28.000 liter air bersih telah di salurkan Rumah Zakat untuk warga yang ada di tiga dusun, di wilayah Kecamatan Argomulyo ini," kata relawan Inspirasi Rumah Zakat, Dwi Pujiyanto, Rabu (7/11).

Ia mengungkapkan, bantuan sebanyak tujuh tangki air bersih tersebut disalurkan sebagai bentuk kepedulian Rumah Zakat kepada masyarakat yang terkena bencana kekeringan. Rumah Zakat menyalurkan sebanyak tujuh tangki air bersih dengan total 28.000 liter bekerjasama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Salatiga.

“Dropping air ini dilakukan Rumah Zakat melalui program “Berbagi Air Kehidupan” guna membantu akses air bersih bagi warga yang sangat membutuhkan," tandasnya.

Wakil Wali Kota Salatiga, Muh Haris mengakui, dampak musim kemarau masih menyisakan persoalan di tengah warganya, khususnya terkait dengan akses air bersih.

Upaya membantu warga yang terdampak telah dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga, termasuk dukungan pihak di luar pemerintah seperti Rumah Zakat ini. Kemarau panjang memang membuat sebagian warga Kota Salatiga kesulitan mendapatkan air bersih. Karena  telah menyebabkan suplai air PDAM terganggu.

"Pun demikian, kemarau panjang juga mengakibatkan sumur- sumur milik warga juga tidak bisa optimal dimanfaatkan karena sumber airnya mati," tandas Haris.

Sementara itu, Ketua RW 07 Dusun Kembang, Kelurahan Randuacir, Waluyo menambahkan, selama musim kemarau warga di Dusun Kembang harus antre menunggu dan mengandalkan bantuan air bersih dari orang lain.

Setiap hari, antrean jeriken dan ember menjadi pemandangan yang jamak dijumpai, di lokasi penampungan air bersih umum, yang ada di wilayah RW 07 ini. Kesulitan air yang dialami warga Dusun Kembang sudah berlangsung sejak dua bulan terakhir dan kondisi ini membuat  warganya harus berhemat dalam penggunaan air.

"Baik air untuk keperluan mandi, mencuci pakaian, minum, memasak hingga air untuk kebutuhan sehari- hari lainnya, khususnya bagi sanitasi," tandas Waluyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement