REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengaku belum mendapatkan informasi terbaru banjir bandang yang terjadi di Padang, Sumatra Barat.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengaku dirinya dan instansinya belum mendapatkan kabar terbaru banjir yang terjadi di ibu kota Sumatra Barat itu.
"Belum ada (kabar terbaru). Sama seperti yang saya bagikan di (grup whatsapp) medkom semalam," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (5/11).
Sementara itu Pusdalops BPBD Padang Hariza juga memberikan komentar serupa.
"Untuk update terbaru saya belum kantongi karena saya masih melakukan pembersihan," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin malam.
Ia tidak bisa menjanjikan kapan memberikan kabar terbaru. Ia hanya memastikan akan melihatnya nanti di pusdalops BPBD Padang.
Sebelumnya Sutopo mengatakan, hasil kaji cepat penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor di Kota Padang, pada Ahad (4/11) bahwa pemerintah daerah setempat menetapkan status tanggap darurat.
"Pemerintah Kota Padang menetapkan status tanggap darurat bencana Banjir dan tanah longsor selama tujuh hari dimulai dari 3 November - 9 November 2018," katanya dalam grup whatsapp medkom yang diterima Republika, Ahad (4/11) malam.
Ia menambahkan, tim BNPB telah tiba di Kota Padang kemarin pagi dan melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang. Kemudian tim BNPB meninjau lokasi kejadian dengan didampingi oleh BPBD Kota Padang ke wilayah terdampak di Kelurahan Baringin, Kecamatan Lubuk Kilangan dimana terdapat 29 KK terisolir akibat rusaknya jembatan tersebut. Tim BNPB meninjau lokasi terdampak banjir di Kelurahan Alai Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara dimana terdapat beberapa rumah rusak dan terendam lumpur