Senin 05 Nov 2018 14:50 WIB

Atalia Emil: TKW Harus Kuasai Bela Diri

Bela diri diperlukan sebagai bentuk pertahanan untuk para TKW.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Karta Raharja Ucu
Atalia Ridwan Kamil.
Foto: Antara
Atalia Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua TP-PKK Jawa Barat Atalia Praratya Kamil prihatin dengan berbagai kejadian yang menimpa tenaga kerja wanita (TKW) asal Jabar. Karena itu, Atalia menilai, semua TKW yang akan berangkat kerja ke luar negeri seharusnya mengusai teknik dasar ilmu bela diri sebagai bentuk pertahanan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat bekerja di luar negeri.

Menurut istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ini, TKW yang akan ke luar negeri pun harus mengetahui etika dan tata krama. "Apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat. Termasuk bagaimana mereka, misal bisa bela diri," ujar Atalia Praratya Kamil seusai menjadi pembicara dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate Bandung, Senin (5/11).

Atalia menilai, permasalahan yang dihadapi TKW di luar negeri erat kaitannya dengan sisi bagaimana menguatkan para perempuan untuk sanggup menghadapi tantangan jika mengharuskan menjadi seorang tenaga kerja di luar negeri. Selain itu, mereka juga harus tahu ketika berada di tempat jauh dan terjadi apa-apa, maka mereka tahu mengadu ke mana.

"Jadi, itu semua harus disiapkan betul-betul segala hal sebelum memutuskan untuk berangkat," katanya.

Atalia juga menyampaikan rasa duka mendalam atas nasib salah seorang TKW Jawa Barat asal Desa Cikeusik, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Tuti Tursilawati, yang meninggal di Arab Saudi. "Saya turut prihatin dan berbelasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga kejadian ini tidak menimpa masyarakat kita lagi," ujarnya.

Beberapa hari lalu, Atalia mengunjungi kediaman keluarga almarhumah Tuti Tursilawati bersama kepala DP3AKB Jabar, Sekda, Ketua PKK dan Kadisnaker Majalengka. Kunjungan itu disambut peluk tangis ibu dan anak Tuti.

Berdasarkan data yang diterimanya, kata dia, ada delapan ribuan TKI asal Kabupaten Majalengka yang bekerja di luar negeri, dan sekitar tiga ribu di antaranya bekerja di Arab Saudi. Upaya maksimal sudah dilakukan pemerintah pusat dan daerah, seperti pendampingan sejak kasusnya 2010 silam.

"Upaya sudah dilakukan maksimal oleh pemerintah pusat dan daerah karena ini sudah berjalan sejak tahun 2010, prosesnya sangat panjang. Saya juga melihat bahwa upaya pendampingan sudah sering dilakukan," ucap Atalia.

Atalia mengatakan, salah satu upaya untuk mencegah kejadian serupa tidak terulang, TP-PKK Jabar bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Jabar akan memperkuat pemberdayaan perempuan. "Yang kami lakukan adalah upaya pencegahan agar tidak terjadi seperti ini lagi di kemudian hari. Ini tugas saya dengan DP3AKB," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement