Ahad 04 Nov 2018 19:17 WIB

Warga di Lokasi Rawan Longsor Diminta Waspada

Curah hujan pada November 2018 diperkirakan mengalami peningkatan signifikan.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Warga berjalan melintasi lokasi jalan antar kecamatan yang longsor di Selomanik, Kaliwiro, Wonosobo, Jateng, Selasa (30/1).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Warga berjalan melintasi lokasi jalan antar kecamatan yang longsor di Selomanik, Kaliwiro, Wonosobo, Jateng, Selasa (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Warga yang tinggal di wilayah rawan longsor, diminta untuk mulai meningkatkan kewaspadaan. Hal ini menyusul akan masuknya musim penghujan yang diperkirakan akan mulai berlangsung pada 10 hari pertama November 2018 ini.

''Musim hujan memang sempat mengalami keterlambatan akibat fenomena el nino lemah. Hujan yang awalnya kami perkirakan berlangsung pada dasarian kedua dan ketiga Oktober, bergeser pada dasarian pertama November ini,'' jelas Kepala  Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Jawa Tengah, Teguh Wardoyo, Jumat (2/1).

Ia mengingatkan, hujan yang turun pada masa awal musim penghujan, berpotensi untuk menimbulkan longsor pada laghan berada di wilayah perbukitan. Hal ini karena kemarau yang cukup panjang, seringkali memunculkan rekahan tanah. ''Pada musim kemarau, rekahan tanah itu tidak menimbulkan potensi longsor. Namun ketika rekahan tersebut terisi air hujan, maka potensi longsor menjadi sangat besar,'' jelasnya.

Untuk itu, dia meminta warga yang tinggal di wilayah perbukitan agar segera mengamati kondisi lingkungannya. ''Bila menemukan ada rekahan tanah, segera ditutup. Jangan sampai rekahan tanah tersebut terisi air terlalu lama,'' jelasnya.    

Secara umum dia memperkirakan, curah hujan pada November 2018 akan mengalami peningkatan signifikan. Untuk di Kabupaten Cilacap, curah hujan mencapai sekitar 300-500 milimeter, wilayah Kabupaten Banyumas bagian barat, Kebumen bagian selatan, dan Purworejo bagian selatan berkisar 300-400 milimeter, dan wilayah Banyumas bagian timur, Kebumen bagian utara, dan Purworejo bagian utara diprakirakan berkisar 400-500 milimeter.

Sementara untuk wilayah yang berada di pegunungan, seperti Kabupaten Purbalingga,  Banjarnegara, dan Wonosobo, curah hujan diperkirakan mencapai 400-500 milimeter,'' katanya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Kodirin, sebelumnya menyebutkan di wilayahnya ada cukup banyak wilayah yang masuk kategori rawan longsor. Wilayah rawan longsor tersebar di 58 desa yang tersebar di 12 wilayah kecamatan Kabupaten Cilacap.

''Wilayah yang rawan longsor ini kebanyakan berada di wilayah Cilacap bagian barat. Antara lain seperti di Kecamatan Kesugihan, Jeruklegi, Kawunganten, Gandrungmangu, Sidareja, Karangpucung, Cimanggu, Majenang, Wanareja, Dayeuhluhur, Cipari, dan Bantarsari,'' jelasnya.

Menjelang musim penghujan ini, dia menyatakan telah meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan. ''Kita juga telah membentuk desa tangguh bencana. Harapannya, saat ada kemungkinan bencana longsor, masyarakat telah siap menyelamatkan diri atau melakukan evakuasi  secara mandiri,'' katanya.

Mengenai tingkat curah hujan, Teguh menyebutkan kondisi hujan saat ini sudah mulai terjadi di beberapa wilayah, baik di Cilacap maupun kabupaten lain di wilayah eks Karesidenan Banyumas. Namun dia mengakui, intensitasnya masih kecil antara 45 milimeter hingga 50 milimeter. ''Namun ini sudah menjadi indikasi musim hujan akan segera terjadi,'' jelasnya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement