Ahad 04 Nov 2018 19:21 WIB

Kaum Milenial Tempatkan Medsos Jadi Channel Menentukan

57 persen pemilih Indonesia mayoritas adalah kalangan milenial

Suasana Diskusi
Foto: Istimewa
Suasana Diskusi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Calon senator RI dari perwakilan Kalimantan Utara, Muhammad Isra Ramli berpendapat, generasi milenial menjadi faktor determinan dalam momentum Pemilu 2019. Pasalnya, 57 persen pemilih Indonesia mayoritas adalah pemilih milenial. 

Oleh karenanya, semua kandidat berusaha sedemikian rupa agar dapat berkomunikasi dengan para milenial dan menyusun program strategis yang menyasar kepentingan milenial.

“Milenial menjadi faktor penentu karena secara jumlah mereka mayoritas,” kata Isra Ramli dalam diskusi bertajuk Social Media, Millenial and Election: What’s Up? yang digelar oleh Indexpolitica dan Sang Gerilya di Jakarta, dalam siaran persnya, Ahad (4/11).

Isra yang berprofesi sebagai konsultan politik dan kebijakan publik mengatakan, biasanya orang akan memahami masyarakat berdasarkan demografi yang identik dengan ruang dan waktu. Sementara, anak milenial termasuk dalam kategori psikografis yang basisnya adalah perilaku.

Menurut Isra, kaum milenial menempatkan media sosial (medsos) menjadi channel yang paling menentukan, karena penggunaannya makin meluas dan paling dipercaya. Karena itu, dalam Pemilu 2019, kandidat yang bisa merebut kaum milenial maka akan menang.

 “Cara komunikasi yang paling efektif dengan generasi milenial adalah dengan saluran sosial media,” ungkap Isra.

Direktur IndexPolitica Denny Charter berpandangan, medsos telah menjadi infrastruktur yang penting bagi kedua calon presiden untuk membentuk opini politik pada Pemilu 2019. 

Merujuk pantauan IndexPolitica, persaingan dua kandidat calon Presiden RI di sosial media cukup ketat. Menurut Denny, secara bergantian kedua pasang capres unggul di Share of Voice dalam satu bulan terakhir. 

“Waktu tersisa enam bulan lagi semua kemugkinan masih dapat terjadi. Mereferensi Pipres Amerika Serikat 2016 dan Pilpres RI 2014 yang lalu, dimana analisis social media bisa dijadikan sebagai second opinion barometer kontestasi Pilpres 2019 nanti,” katanya.

Koordinator Sang Gerilya Institute, Indra J Piliang mengatakan, kekuatan medsos yang umumnya dilakukan kaum milenial cukup memengaruhi pilihan politik. "Teori betapa pengaruh media sosial dalam pilkada kurang dari lima persen yang didapatkan oleh lembaga-lembaga survei, seyogianya ditinjau kembali,” kata Indra.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement