Ahad 04 Nov 2018 18:27 WIB

Fauzan Aziman, Korban Lion yang Suka Kerja Lembur

Fauzan menjadi andal di sebuah Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) di Jakarta.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas SAR gabungan mengevakuasi puing pesawat Lion Air JT 610 saat tiba Posko Terpadu Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (3/11).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas SAR gabungan mengevakuasi puing pesawat Lion Air JT 610 saat tiba Posko Terpadu Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (3/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Fauzan Azima (25 tahun), salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610, dikenal sebagai karyawan andalan di kantornya. Semasa hidupnya, Fauzan dikenal rajin dan kerap bekerja lembur, di sebuah Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) di Jakarta. Bahkan Fauzan dipandang sebagai salah satu karyawan andalan di kantor. Ia telah bekerja sebagai penilai properti selama 3,5 tahun terakhir. 

Managing Partner Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Satria Iskandar dan rekan, Satriawan, ikut hadir di rumah duka saat untuk menyambut kedatangan jenazah Fauzan. Ia mewakili kantor tempat Fauzan berkarir dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

"Sehari-hari kebiasaan di kantor Fauzan itu rajin dan suka bekerja lembur hingga larut malam, mungkin karena masih bujangan ya. Anaknya jujur, baik, dan andalan di kantor," ujar Satriawan di rumah duka, Balai Mansiro, Guguak VIII Koto, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, Ahad (4/11).

Baca juga, Nelayan Rasakan Dentuman Keras Pesawat Lion Air Jatuh.

Satriawan menceritakan, kepergian Fauzan ke Pangkal Pinang menggunakan Lion Air JT610 demi mengerjakan tugas kantor. Fauzan dijadwalkan melakukan penilaian properti aset milik PT Pertamina dan seharusnya kembali lagi ke Jakarta malam harinya. Namun takdir berkata lain, Fauzan gugur dalam perjalanan memenuhi tugas kantor.

Satriawan mengaku memiliki cukup banyak memori bersama Fauzan sebagai rekan kerja. Apalagi, katanya, lima hari sebelum insiden pesawat jatuh dirinya sempat bercanda dengan Fauzan. Terakhir berjumpa dengan Fauzan, Satriawan mengaku diingatkan soal sepeda motor miliknya yang terparkir di kantor. 

"Fauzan ingatkan saya supaya perbaiki sepeda motor. Diakan lulusan otomotif, jadi Fauzan mengatakan kepada saya sepeda motor jika lama tidak dipakai nanti rusak, biar Fauzan benerin," kata Satriawan meniru ucapan Fauzan.

Perusahaan tempatnya bekerja juga sempat menyekolahkan Fauzan ke jengang pendidikan sarjana. Saat diterima sebagai karyawan KJPP Satria Iskandar dan rekan, Fauzan masih memegang ijazah Diploma 3 Jurusan Otomotif di Universitas Negeri Padang UNP.   "Itu biaya kuliahnya dibayar kantor untuk mengambil S1," katanya.

Satriawan secara khusus menyampaikan rasa duka cita yang mendalam bagi keluarga Fauzan. Ia juga mewakili perusahaan untuk menyerahkan santunan bagi karyawan andalannya itu.

Diberitakan, Fauzan adalah salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 yang tubuhnya berhasil diidentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

Setelah mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang Pariaman pukul 07.30 WIB, Ahad (4/11) pagi tadi, jenazah langsung dijemput keluarga dan diantar menuju rumah duka. Ratusan warga, baik saudara, tetangga, dan kerabat korban, menyambut kedatangan iring-iringan mobil yang mengantar jenazah pukul 10.15 WIB. Tangis orang tua Fauzan pun pecah begitu jenazah sampai di kediamannya.

Jenazah Fauzan lantas dishalatkan di Masjid Balai Mansiro oleh ratusan warga. Selanjutnya, sekitar pukul 11.00 WIB proses pemakaman dilangsungkan. Keluarga sudah menyediakan lokasi makam bagi jenazah Fauzan tak jauh dari rumah, sekitar 50 meter jauhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement