REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Disaster Victim Indentification (DVI) Rumah Sakit (RS) Polri terus melakukan indentifikasi jenazah korban insiden Lion Air register PK-LQP bernomor penerbangan JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkalpinang. Hingga Ahad (4/11) siang, Tim DVI masih melakukan identifikasi pada 32 jenazah yang diterima pada Sabtu (3/11) malam.
Wakil Kepala RS Polri Kombes Hariyanto mengatakan, total pihaknya telah mengidentifikasi 105 kantong jenazah. "Data kemarin sampai tadi malam tambah 32 kantong. Semua ada 105 kantong jenazah," kata dia saat dikonferensi pers di RS Polri, Jakarta Timur, Ahad (4/11).
Ia berharap, proses identifikasi postmortem (pengumpulan data setelah korban meninggal) berjalan lancar. Dengan begitu, proses rekonsilisasi akan cepat dilakukan.
"Doakan saja, hari ini akan ada hasilnya dan kita rekonsiliasi. Sehingga semakin cepat dengan hasil yang terbaik," kata dia.
Ia mengatakan, hingga saat ini pihaknya telah mengumpulkan 255 data antemortem (pengumpulan riwayat dan data jenazah). Sebanyak 23 data antemortem dari Pangkalpinang dan 212 dari RS Polri.
Menurut Hariyanti, 255 data itu telah dikerucutkan menjadi 189. "Jadi dari 189 ini yang diambil DNA-nya ada 183. Sepertinya sudah semuanya diambil," kata dia.
Ia menegaskan, adanya selisih angka disebabkan ada beberapa penumpang yang satu keluarga. Dengan begitu, data yang diperlukan hanya satu DNA untuk keluarga tersebut.
"Jadi sudah komplit sebenarnya," kata dia.
Hingga Ahad (4/11) Tim DVI Polri telah berhasil mengindentifikasi tujuh jenazah. Jenazah itu terdiri dari tiga perempuan dan empat laki-laki. Hariyanto mengatakan, ketujuh jenazah itu telah dikembalikan pada keluarganya masing-masing.
"Mudah-mudahan hari ini ada yang bisa diidentifikasi," kata dia.
Nama-nama korban yang berhasil diidentifikasi di antaranya Chandra Kirana (laki-laki), Monni (perempuan), Hizkia Jorry Saroinsong (laki-laki) Jannatun Shintya Dewi (perempuan), Fauzan Azima (laki-laki), Wahyu Susilo (laki-laki), dan Endang Sri Bagus Nita (perempuan).