Ahad 04 Nov 2018 02:29 WIB

Dahnil Sebut Laporan Polisi Soal Boyolali Sebagai Politisasi

Dahnil mengatakan laporan tersebut menggeser ungkapan keakraban menjadi isu rasisme.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Ratna Puspita
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Aznar Simanjuntak (tengah) memasuki ruang Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Jakarta, Jumat (26/10/2018).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Aznar Simanjuntak (tengah) memasuki ruang Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Jakarta, Jumat (26/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Juru Bicara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Dahnil Anzar Simanjuntak menyayangkan adanya laporan terhadap pernyataan Prabowo tentang 'Tampang Boyolali' beberapa waktu lalu. Menurutnya, ujaran Prabowo adalah canda bentuk keakraban.

"Justru yang saya sayangkan adalah politisasi seolah-olah Prabowo mengejek orang Boyolali, bahkan ada laporan ke polisi," ujarnya saat ditemui di Cikini, Sabtu (3/11).

Dahnil menilai, laporan yang ditujukan kepada Prabowo merupakan salah satu contoh politik rasisme. "Karena laporan tersebut menggeser ungkapan keakraban menjadi isu rasisme," kata dia.

Baca Juga: Warga Boyolali Laporkan Prabowo ke Polda Metro Jaya

Menurutnya, konteks yang terdapat dalam ucapan Prabowo adalah soal ketimpangan ekonomi dan pembangunan antara Boyolali dan Jakarta. "Itu biasa saja karena beliau (Prabowo) sedang berhadapan dengan masyarakat Boyolali yang mendukung beliau," ucapnya.

Kedekatan pendukung dengan Prabowo, lanjutnya, merupakan suatu hal yang lumrah dilakukan dalam satu situasi ketika orang-orang yang sudah akrab berkumpul dalam satu tempat dan waktu.

Ia meminta kepada seluruh pihak dalam kontestasi politik agar berhenti menggunakan manuver rasisme dalam menggalang suara masyarakat. Baginya, pergeseran makna ucapan Prabowo dapat membahayakan demokrasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement