Sabtu 03 Nov 2018 14:00 WIB

YLKI: Kemenhub Dinilai Lembek Terhadap Lion Air

Jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 mencoreng reputasi maskapai penerbangan Indonesia.

Rep: Febrianto Adi Saputro / Red: Andi Nur Aminah
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jumat (21/9).
Foto: Republika/Fuji E Permana
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jumat (21/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyebut jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 merupakan buntut dari berbagai macam persoalan yang dialami Lion Air. Ia menilai Kementerian Perhubungan (Kemenhub) lembek dalam memberikan sanksi terhadap Lion Air.

"Tidak cukup hanya menggeser direktur teknik, mengaudit tarif, walaupun tarif juga bukan hal-hal yang patut diaudit, tapi saya melihat nyali Kemenhub dalam berhadapan dengan Lion Air itu lembek. Ini yang harus kita lihat," tuturnya di Jakarta, Sabtu (3/11).

Baca Juga

Selain itu ia menganggap jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 telah mencoreng reputasi maskapai penerbangan Indonesia. Sehingga diperlukan sanksi tegas dari pemerintah. "Kasus Lion Air yang terakhir ini bisa men-downgrade reputasi. Apalagi menjadi antiklimaks, apalagi jika sanksi regulator masih lembek," kata Tulus.

Tulus juga meminta pemerintah tidak hanya fokus pada manajemen Lion Air terkait jatuhnya pesawat JT-610. Namun Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara Kemenhub juga perlu diinvestigas sebagai pihak yang melakukan pengawasan transportasi udara. "Saya juga mendesak audit Dirjen Perhubungan Udara untuk mengawasi Lion Air, masih mampu enggak?," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement