REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Yeyen Rostiyani
WASHINGTON -- Kepala Kejaksaan Istanbul Irfan Fidan menyatakan pada Rabu (31/10) bahwa wartawan Jamal Khashoggi dinyatakan "langsung dicekik saat memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, 2 Oktober". Ini pernyataan paling gamblang dari pihak berwenang Turki mengenai pembunuhan sang wartawan yang juga kolumnis Washington Post.
"Sesuai dengan rencana yang sudah dibuat sebelumnya, sang korban, Jamal Khashoggi, dicekik hingga tewas begitu ia memasuki Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018, untuk mengurus soal pernikahannya," demikian isi pernyataan tersebut, yang dikutip Aljazirah.
"Tubuh korban kemudian dimutilasi dan dihancurkan setelah ia menemui ajalnya akibat kehabisan udara--lagi-lagi, ini sesuai dengan rencana sebelumnya," katanya menambahkan. Pernyataan tersebut disampaikan setelah Jaksa Agung Saudi, Saud al-Mojeb, meninggalkan Istanbul dan terbang pulang ke Saudi.
Al-Mojeb berkunjung ke Istanbul untuk bertemu Fidan, memeriksa Konsulat Saudi, dan sempat berkunjung ke lembaga intelijen Turki, National Intelligence Agency (MIT). "Meski ada upaya niat baik kami untuk mengungkap kebenaran, tidak hasil konkret yang diperoleh dari pertemuan-pertemuan tersebut," papar kantor Kejaksaan Istanbul.
Saudi bersumpah akan melakukan investigasi yang transparan dan bekerja sama dengan Turki. Saudi juga mengakui bahwa Khashoggi dibunuh di dalam konsulat pada 2 Oktober. Mereka hanya mengatakan bahwa tubuhnya diserahkan kepada "seorang pelaku Turki yang bersekongkol" dan ditugasi membuang tubuh tersebut.
Namun, para pejabat Turki mengaku tidak percaya pada keberadaan pelaku warga Turki tersebut. Al-Mojeb tetap tutup mulut mengenai lokasi jenazah Khashoggi. Al-Mojeb juga tidak mengidentifikasi "warga setempat yang bersekongkol" tersebut dalam menolong proses pembuangan jenazah sang wartawan.
Sang sumber mengatakan kepada Washington Post, "Pejabat Saudi sepertinya lebih tertarik untuk menemukan bukti-bukti apa yang dimiliki pihak Turki yang bisa menjerat para pelaku," ujarnya ragu bahwa Saudi benar-benar tulus bekerja sama.
Sumber juga mengatakan bukti-bukti biologi yang ditemukan di kebun Konsulat Saudi mendukung teori bahwa tubuh Khashoggi dibuang di tempat ia dibunuh dan dimutilasi. Sebelumnya dikatakan bahwa tubuh Khashoggi dibuang oleh sang pelaku persekongkolan setelah dibungkus dengan karpet.
"Tubuh Khashoggi tidak perlu dikuburkan," ujar sang sumber. Washington Post menyebutkan, para penyelidik Turki kini mencoba membuktikan teori bahwa tubuh Khashoggi dilarutkan dalam cairan asam.
Kunjungan al-Mojeb tampaknya tidak banyak mengungkap teka-teki pembunuhan Khashoggi. "Yang ada, jaksa Saudi yang datang ke Istanbul justru telah mengunci kasusnya dan bukan memberi kejelasan tentang pembunuhan tersebut," tulis Abdulkadir Selvi, kolumnis Hurriyet Daily News pada edisi Kamis (1/11)
Pada Kamis, Turki kembali mengulangi seruannya agar Saudi bersedia bekerja sama dalam menginvestigasi Khashoggi. Desakan ini disampaikan Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul.
Gul menyatakan, kunjungan al-Mojeb selama tiga hari ke Turki gagal menjawab pertanyaan-pertanyaan para penyelidik Turki. Pertanyaan besar mereka, antara lain, lokasi jenazah Khashoggi dan dalang yang memerintahkan pembunuhannya.
"Kami berharap pertanyaan-pertanyaan ini dijawab jelas," ujar Gul kepada wartawwan, yang dikutip BBC. "Tidak seorang pun yang bisa lolos dari tanggung jawab. Isu ini telah menjadi masalah dunia. Ini bukan lagi isu yang bisa ditutup-tutupi."
"Kami ingin pihak berwenang Saudi bekerja sama dengan kami. Mereka harus mendukung (penyelidikan) agar seluruh kejadian ini menemui titik terang," ujar Gul.