Kamis 01 Nov 2018 19:03 WIB

Forum Diskusi Diharapkan Mampu Suburkan Toleransi

Dengan diskusi diharapkan dapat saling memahami perspektif satu sama lain.

Seminar bertemakan Managing Religious and Cultural Diversity to Achieve Harmonious and Peaceful Society dalam rangkaian kegiatan ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) 2018, di Universitas Gadjah Mada  (UGM) Yogyakarta.
Foto: kemenko pmk
Seminar bertemakan Managing Religious and Cultural Diversity to Achieve Harmonious and Peaceful Society dalam rangkaian kegiatan ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) 2018, di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --  Para pemuda diharapkan lebih sering ngobrol dan bersikusi. Dengan berdiskusi diharapkan dapat saling memahami perspektif satu sama lain serta meningkatkan toleransi dan rasa saling menghargai.

Hal itu diungkapkan Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Kemenko PMK), Yohan dalam Seminar bertemakan Managing Religious and Cultural Diversity to Achieve Harmonious and Peaceful Society dalam rangkaian kegiatan ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) 2018, di Universitas Gadjah Mada  (UGM) Yogyakarta. Dia mendorong pembentukan forum diskusi di antara para pemuda dan pelajar.

“Keberagaman budaya, agama, pariwisata dan lain sebagainya dapat mempersatukan rasa keharmonisan, toleransi dan saling menghargai meskipun berbeda agama dan budaya,” ujar Yohan.

Tujuan diadakan program ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada Negara-negara ASEAN bahwa Indonesia itu sebagai Negara yang penuh dengan keberagaman agama, budaya dan pariwisata, tetapi tetap bisa bersatu. Seminar Managing Religious and Cultural Diversity to Achieve Harmonious and Peaceful Society merupakan bagian dari rangkaian kegiatan AYIC 2018.

photo
Seminar bertemakan Managing Religious and Cultural Diversity to Achieve Harmonious and Peaceful Society dalam rangkaian kegiatan ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) 2018, di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Sebelumnya pada tanggal 30 Oktober 2018, kegiatan telah didahului dengan kunjungan dan diskusi dengan pemuka agama di berbagai tempat ibadah bersejarah di Yogyakarta, seperti Candi Borobudur, Candi Mendut dan Vihara Buddha Mendhut serta Candi Prambanan. Kunjungan dan diskusi dilanjutkan pada tanggal 31 Oktober 2018 ke Masjid Besar Kota Gede dan Gereja Ganjuran di Yogyakarta.

 

AYIC 2018 merupakan kegiatan yang diprakarsai oleh Kemenko PMK, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Agama sebagai bentuk implementasi ASEAN Declaration on Culture of Prevention yang telah diresmikan oleh Para Pemimpin Negara ASEAN dalam KTT Ke-31 ASEAN di Manila tahun 2017. 

Rangkaian acara ini telah diawali dengan pertemuan antara para peserta AYIC dan Wakil Presiden RI pada tanggal 29 Oktober 2018. Tahun lalu, Wakil Presiden RI juga hadir untuk membuka AYIC yang  diselenggarakan di UNIPDU Jombang pada bulan Oktober 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement