Kamis 01 Nov 2018 15:55 WIB

Harga Cabai Merah dan Beras Kerek Inflasi Kota Padang

Kenaikan harga bahan pangan masih menjadi penyumbang inflasi tertinggi

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
cabai merah
cabai merah

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Laju inflasi rendah di Kota Padang dan Bukittinggi, Sumatra Barat masih berlanjut hingga Oktober 2018. Meski raihannya masih di bawah 1 persen untuk kedua kota tersebut, namun laju inflasi Oktober masih lebih tinggi dibanding September 2018. Kenaikan harga bahan pangan masih menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Padang dan Bukittinggi, terutama lonjakan harga cabai merah dan beras.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat merilis, tingkat inflasi Kota Padang pada Oktober 2018 tercatat 0,8 persen, sedangkan Bukittinggi mencatatkan inflasi 0,92 persen. Untuk tahun kalender Januari-Oktober 2018, laju inflasi Kota Padang dan Bukittinggi masing-masing sebesar 2,19 persen dan 1,73 persen. Sementara laju inflasi tahun ke tahun (yoy) untuk Kota Padang tercatat 3,41 persen dan 2,43 persen untuk Bukittinggi.

"Inflasi kita masih rendah. Bila tak ada dinamika berarti, inflasi Sumbar hingga akhir tahun bisa dijaga tetap rendah. Artinya di bawah target APBN 2018 yakni 3,5 persen," jelas Kepala BPS Sumbar Sukardi, Kamis (1/11).

 

BPS merangkum, beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga selama Oktober 2018 di Kota Padang antara lain cabai merah, beras, bensin, tarif sewa motor, tomat sayur, batu bata, petai, hingga emas perhiasan. Sementara komoditas yang harganya merangkak naik di Bukittinggi, seperti cabai merah, beras, jeruk, bensin, sewa rumah, hingga ikan tongkol.

Lebih rinci lagi, cabai merah mengalami kenaikan harga hingga 16,1 persen di Kota Padang dan 37,64 persen di Kota Bukittinggi. Masing-masing menyumbang inflasi sebesar 1,4 persen dan 0,57 persen. Sementara beras mengalami kenaikan harga hingga 2,5 persen di Padang dan 6,16 persen di Bukittinggi. Kenaikan harga beras sendiri memang terjadi secara perlahan dalam sebulan belakangan.

Sementara komoditas yang justru mengalami penurunan harga dan menyumbang deflasi, antara lain bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, hingga jengkol.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement