REPUBLIKA.CO.ID, LAUT JAWA -- Titik lokasi penemuan puing badan pesawat Lion Air JT 610 merupakan hasil dari pendeteksian yang dilakukan oleh Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Rigel-933. Pengambilan puing-puing pesawat sepanjang 20 hingga 25 meter tersebut akan terus dilakukan hingga tuntas.
"Siang hari ini, hasil kerja sama TNI AL dengan instansi lain, baik Basarnas maupun instansi lain, kami sudah menemukan spot di mana jatuhnya pesawat," jelas Dansatgas SAR Lion Air JT 610 Kolonel Laut (P) Isswarto di Kapal LCU-2 KRI Banda Aceh-593 yang berlayar di Perairan Kawarang, Laut Jawa, Jawa Barat, Kamis (1/11).
Kantong jenazah korban dan puing-puing pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Perairan Karawang yang ditemukan di Kapal Angkatan Laut Sikuda, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/10).
Langkah lanjutan dari penemuan lokasi tersebut adalah dilakukannya penyelaman untuk mengambil-puing-puing pesawat yang ada di sana. Saat ini, beberapa puing telah diangkat oleh penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) dan pengangkatan puing tersebut akan terus dilakukan hingga tuntas.
"Pesawat memang sudah berbentuk puing, tapi (kami) sudah yakin itu puing pesawat Lion Air. Sekarang masih dilaksanakan pengerjaan penyelaman mengambil puing-puing tersebut," katanya.
Puing-puing tersebut, kata dia, jatuh berserakan di bawah air hingga radius 20 hingga 25 meter. Meski lokasinya berceceran, tim SAR akan terus melakukan pengambilan puing-puing pesawat tersebut. Sehingga pelaksanaannya bisa dilakukan sampai tuntas.
"Saya kira banyak juga (jenazah, Red). Nanti itu sebagian masih melekat di puing-puing. Masih akan dievakuasi, kita tunggu saja untuk update-nya nanti kita sampaikan, tim penyelam masih bekerja," ungkap dia.
Tim Basarnas Special Group (BSG) melakukan penyelaman untuk mencari puing dan jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat, Selasa (30/10/2018).
Menurut Isswarto, puing-puing pesawat tersebut ditemukan di sekitar 25 hingga 35 meter di bawah permukaan laut. Kontur di dasar laut yang berlumpur cukup menyulitkan petugas yang bekerja. Para petugas pengevakuasian, ia sebut akan bekerja dengan cepat agar apa yang dicari tidak semakin tertimbun oleh lumpur. "Kalau semakin lama semakin tertimbun. Makanya kita semoga bisa bekerja dengan cepat. Mohon doanya bisa ditemukan dalam keadaan yang kita harapkan," tutur dia.
Ia juga mengatakan, pencarian korban akan terus dilakukan meski badan pesawat dan kotak hitam sudah ditemukan. Isswarto menyebutkan, pencarian tersebut sudah menjadi tugas tim SAR sejak awal. "Ini tugas, kita tetap harus menuntaskan pencairan terhadal puing-puing maupun korban," tambahnya.